Monday, March 28, 2022

Review "De Liefde"


Bismillah


Masih tentang tetralogi Mba Afifah Afra. Kali ini saya akan menceritakan buku kedua. Buku pertama, De Winst, bisa dibaca di sini. Sedangkan buku pertamanya, De Conspiracao, ada di sini


Buku kedua ini tak kalah menegangkan dibandingkan buku pertama dan ketiga. Dan, sama-sama bikin penasaran, tentunya. Setiap selesai satu bab, rasanya tak sabar untuk segera melahap bab berikutnya dan berikutnya.


Seperti yang tertulis di sub judul, buku kedua ini memang banyak menceritakan tentang Sekar, saudara sepupu Rangga yang sempat dijodohkan kepadanya. Namun Sekar menolak dengan alasan, dia sudah punya kekasih yang dicintainya. 


Karena tulisan-tulisannya yang dianggap mengancam posisi pemerintah Hindia Belanda, akhirnya Sekar diasingkan ke negeri Belanda. Berbeda dengan Jatmiko dan Rangga. Di sana, Sekar masih bisa berjalan-jalan dan bahkan sempat bertemu dengan guru besarnya Rangga. 


Di Belanda, Sekar bertemu dengan Garendi, yang juga merupakan anak bangsawan seperti dia. Ternyata Garendi pun diam-diam sedang menyusun kekuatan dan rencana untuk kemerdekaan Indonesia. Bahkan, dia dicalonkan sebagai presidennya. Dan, Sekar, diminta untuk kelak menjadi ibu negaranya.



Pergerakan Garendi akhirnya tercium oleh pemerintah Belanda. Mereka pun harus melarikan diri dan menyelamatkan diri ke Jerman. Di Jerman, Sekar sempat mengenyam bangku kuliah. Dan, di sanalah ia bertemu dengan Jens, sang dosen.



Baru beberapa bulan di Jerman, Sekar harus melarikan diri lagi karena suasana politik Jerman yang membahayakan keselamatannya. Dia pun dibantu Jens kembali ke Belanda, dengan harapan bisa bertemu lagi dengan keluarga yang pernah dia tinggali di sana. Namun yang terjadi ternyata di luar ekspektasi.


Selain tentang Sekar, De Liefde juga bercerita tentang Everdine yang berjuang di jalur hukum sebagai pengacara yang membela kaum pribumi. Tentu saja, hal ini tidak disukai oleh para pejabat yang sebangsa dengannya. Dia dianggap membelot dan menentang Ratu Belanda. 


Salah seorang pejabat yang merasa terancam dengan sepak terjang Everdine, berusaha mencelakakan dan membunuhnya. Namun, ternyata nyawanya masih bisa diselamatkan. 


Selamat dari satu kecelakaan, ternyata dia masuk ke dalam ancaman yang lainnya. Dia disekap oleh seorang dukun yang mengaku sebagai penguasa wilayah selatan. Dukun tersebut akan menjadikan Everdine sebagai tumbal. Lagi-lagi, Everdine bisa selamat. Kali ini, ia ditolong oleh seorang laki-laki yang merupakan anak dukun tersebut.


Namun upaya penyelamatan itu banyak mengalami rintangan. Apalagi pihak yang berusaha menghilangkan nyawa Everdine adalah penguasa yang memiliki mata-mata dan pasukan di mana-mana. Sekuat dan sepintar apapun dia berusaha, akhirnya tertangkap juga. Dan dia dijatuhi hukuman yang sama dengan tokoh-tokoh lainnya, yaitu dibuang. Everdine akan dibuang ke Suriname.



Lagi-lagi, Everdine diselamatkan oleh laki-laki yang sama, yang sebelumnya telah menyelamatkannya. Laki-laki itu bernama Yudhistira. Seorang mantan marinir yang melarikan diri dari penjara karena akan dieksekusi mati.


Nah, bagaimana nasib mereka semua? Kita tunggu di buku keempat, ya.

No comments: