Hari ini (Senin, 30 Mei 2021) mulai kembali belajar tahsin setelah hampir tiga pekan libur lebaran. Pada pertemuan pertama ini, kembali kami diingatkan oleh Ustadzah Ira tentang adab dalam menuntut ilmu. Walaupun saat ini kita belajar secara online, namun adabnya sana seperti ketika offline.
Hal pertama dan utama yang harus selalu diingat adalah bahwa kita belajar karena Allah. Oleh karena itu, menjaga keikhlasan niat sangat penting agar ilmu yang kita dapatkan berkah dan mendapat ridha Allah.
Adab yang kedua berkenaan dengan sisi lahiriah, yaitu penampilan. Agar kita mendapatkan ilmu yang berkah, yang kebaikannya terus bertambah, saat menuntut ilmu, usahakan mengenakan pakaian terbaik kita. Jangan mentang-mentang online, maka kita berpakaian ala kadarnya. Kepalanya ditutup jilbab atau mukena, tetapi bajunya you can see, misalnya.
Hal itu berlaku juga saat kita membaca Al-Qur'an. Meskipun di dalam kamar dan tidak ada orang lain, usahakan saat membaca Al-Qur'an, diri kita tetap menutup aurat. Hal ini sebagai wujud pengagungan kita terhadap Al-Qur'an. Semoga dengan ikhtiar kita dalam menjaga adab, memudahkan kita dalam mempelajari dan memahami ilmu, serta mendapatkan keberkahannya.
Selain memerhatikan adab-adab tersebut, kita pun harus melihat kembali apa tujuan kita belajar, terutama belajar Al-Qur'an. Mungkin masing-masing pribadi memiliki tujuan yang berbeda. Ada yang ingin memperbaiki bacaan Al-Qur'an, ada yang ingin bisa membacanya dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, ada yang ingin lebih dekat dengan Al-Qur'an serta lebih memahaminya. Apa pun tujuan kita dalam jangka pendek, kita harus punya satu tujuan utama yaitu mencari ridha Allah 'azza wa jalla. Dengan tujuan tersebut, insyaaAllah kita akan lebih istiqamah dalam belajar karena belajar Al-Qur'an perlu perjuangan dan pengorbanan.
Perjuangan untuk bisa memahami hukum-hukum tajwid. Perjuangan untuk bisa melafazkan huruf-hurufnya dengan benar, sesuai makharijul huruf. Perjuangan untuk mengalahkan rasa malas dan malu. Kemalasan sering melanda karena belajar tahsin memang perlu ketekunan, dan sistem belajarnya monoton sehingga kadang membuat jenuh.
Sedangkan perjuangan mengalahkan rasa malu juga sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Saat membaca huruf per huruf atau ayat per ayat, kita sering salah sehingga harus diulang lagi, diulang lagi. Kadang timbul rasa malu kepada diri sendiri dan teman-teman yang lain, kok salah lagi, salah lagi.
Lalu, pengorbanan apa yang perlu kita lakukan? Yang pasti, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Bagi kita yang bekerja di luar rumah, meluangkan waktu untuk belajar saja sudah penuh perjuangan. Apalagi harus belajar dalam keadaan badan lelah dan butuh istirahat. Sungguh pengorbanan yang tidak mudah.
Namun, semua perjuangan dan pengorbanan itu belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina. Meski serangan rudal dan senapan para zionis selalu mengancam, mereka tak pernah jauh dari Al-Qur'an. Membaca dan menghafal Al-Qur'an sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan sambil bermain pun, anak-anak Palestina tetap menghafal.
Oleh karena itu, malu lah rasanya kita bila tidak sebersemangat mereka dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Di sini, kita dalam keadaan aman sentosa, seharusnya tidak ada yang menghalangi kita untuk lebih dekat dengan Al-Qur'an. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan, kesabaran, dan keistiqomahan dalam belajar Al-Qur'an sehingga nantinya kita mendapatkan ridha Allah. Aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲.
No comments:
Post a Comment