Bismillaah
Pertama kali dalam hidup saya, bisa launching buku dan bedah buku kecil-kecilan hasil karya sendiri. Biasanya, kalau ada acara bedah buku, saya hanya sebagai peserta. Paling hebat jadi panitia. (Dulu waktu kuliah). Nah, sekarang, saya sebagai pembicara. Wow, MasyaAllah. Amazing!!!
Ya, alhamdulilaah, hari ini adalah hari istimewa dan hari yang cukup penting dalam hidup saya: Launching buku perdana. Meskipun launching-nya rame-rame -ada tiga buku yang di-launching- tetap saja terasa sangat spesial. Bahkan, saya sampai deg-degan dan gemetaran. Grogi, khawatir tidak bisa berbicara dengan baik di depan hadirin. Ditambah lagi khawatir dengan sinyal yang suka kabur-kaburan. Lengkap sudah. Sampai-sampai jantung ini berpacu lebih cepat dari biasanya.
Sebelum acara berlangsung, saya gladi bersih dulu dengan panitia, yaitu Mbak Kuni Hamda, putri Pak Cah dan Bu Ida. Agak lama juga saya men-setting tempat dengan arahan beliau. Dan, karena di sekolah dan saya juga belum berpengalaman, alhasil setting tempatnya ala kadarnya. Apa yang ada di kelas, itulah yang saya gunakan. Untuk men-display buku supaya terlihat di layar, saya menggunakan kursi yang disusun plus buku dan kardus. Begitu pun untuk tempat webcam-nya. Karena dia tidak bisa menempel dengan kokoh di laptop, akhirnya diletakkan di meja. Itu pun harus dialasi kardus juga karena kurang tinggi.
Dan, lihatlah hasilnya. Dibandingkan dengan dua orang teman yang lain, setting tempat saya paling sederhana. Hanya saya, dan buku saya. Sedangkan teman-teman yang lain punya background yang memang siap untuk tampil di publik. Bahkan, Bu Ida pakai hiasan bunga dan buku-buku hasil tulisan beliau. Begitu pula Bu Muzna. Kalau saya? Ya, seperti keseharian saya: sederhana dan apa adanya, tanpa make up apa pun.
Saat diberi kesempatan bicara pun, saya juga paling sebentar dan paling simpel. Tidak bertele-tele, panjang kali lebar.
Di tengah-tengah acara, ada panggilan kalau guru kelas 6 ada rapat. Waduh. Tambah tak karuan pikiran saya. Ingin izin, tapi tidak mungkin. Sedangkan teman-teman yang lain masih menikmati acara. Terlihat dari cara bicara mereka yang santai dan menjelaskan masalah dengan detail. Sedangkan saya? Karena pikiran sudah terpecah-pecah, akhirnya bicara seadanya saja.
'Alaa kulli haal. Saya sangat bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya, telah memampukan saya untuk menulis dan menerbitkan buku. Selain itu, bisa di-launching oleh Pak Cah, itu suatu kehormatan yang tiada tara. Ternyata beliau sama ramahnya dengan istrinya, Bu Ida. MasyaAllah, baarakallahu fiikum Pak Cah dan Bu Ida. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan kepada Anda berdua, sehingga semakin banyak menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan kepada masyarakat.
Oya, buku Bu Ida Kusdiati, Aisyah, bercerita tentang kehidupan beliau dalam versi fiksi. Sedangkan Bu Muzna, ada dua buku yang berisi puisi dan kisah berhikmah. Semuanya tentang perjalanan hidup beliau. Begitu pun buku saya. Tentang perjalanan saya selama menjadi guru selama lebih dari 20 tahun.
Semoga buku kami bisa memberikan manfaat kepada diri kami sendiri dan juga orang lain yang membacanya. Semoga menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga yaumil akhir. Aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲.
No comments:
Post a Comment