Bismillah
Menulis cerpen atau novel, meski itu fiksi dan hasil khayalan kita, ternyata tidak boleh asal mengarang. Semua harus dipikirkan benar-benar agar tetap logis dan diterima oleh pembaca. Hal ini berlaku juga saat penulis membuat setting. Setting terdiri dari tiga unsur, yaitu setting tempat, setting waktu, dan setting sosial ( Nurgiyantoro, 2000: 230). Buku yang ditulis oleh beberapa penulis ini berisi pengalaman dan cara-cara mereka dalam membangun setting lokasi atau tempat.
Menurut Akmal Nasery Basral, salah seorang penulis buku ini, jika tokoh adalah kepribadian sebuah cerita, maka lokasi ibarat wajah bagi cerita tersebut. Sehingga latar sebuah cerita sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan. Memang ada, penulis yang membuat cerita tanpa menggunakan setting. Tapi itu sangat jarang, dan biasanya hanya dilakukan oleh penulis yang sudah benar-benar piawai dalam mengolah cerita.
Sedangkan menurut Ary Nilandari, setting lokasi berfungsi sebagai pasak bagi sebuah cerita agar dapat tertanam kuat dalam benak pembaca. Apalagi dalam bacaan anak-anak, setting lokasi menjadi bagian penting setelah karakter dan plot. Selain itu, setting cerita berguna untuk membangun suasana cerita (mood of the story), memengaruhi perilaku dan dialog para tokoh, serta memberikan petunjuk tentang apa yang akan terjadi.
Dengan adanya setting, cerita yang kita buat akan lebih hidup dan membuat pembaca tertarik. Sehingga tidak hanya ceritanya yang berkesan, bahkan lokasinya pun membuat pembaca penasaran dan ingin berkunjung ke sana. Seperti yang dialami oleh beberapa penulis buku ini, yang terkesan dengan setting lokasi dari cerita yang pernah mereka baca, kemudian berniat untuk mengunjunginya.
Lalu, bagaimana membangun setting lokasi itu?
Ada banyak tips yang diuraikan dalam buku ini. Masing-masing penulis memiliki caranya masing-masing. Namun secara garis besar, hampir sama, antara lain:
1. menggunakan lokasi atau tempat yang pernah ditinggali atau dikunjungi
2. melakukan riset terhadap tempat yang belum pernah dikunjungi, bisa melalui buku-buku, peta, atau mesin pencari
3. mendengarkan cerita teman atau orang yang pernah berkunjung ke tempat yang akan dijadikan setting lokasi, dan lain-lain.
Masih banyak tips yang bisa kita pelajari dari para penulis buku ini agar kita bisa membuat setting lokasi yang kuat. Semakin bagus setting sebuah cerita, maka semakin bagus pula cerita itu dan akan membedakan cerita itu dengan cerita yang lain, yang mempunyai tema sama. Tema boleh sama, tapi setting yang berbeda, akan memberikan nilai lebih pada sebuah cerita dan membuatnya lebih disukai pembaca.
#Tugasreview
#RC ODOP 2
2 comments:
Saya baru kelar baca ebook ini. Bagus utk belajar bagi pemula seperti saya ini. Jujur, saya lemah dalam deskripsi setting.
Apalagi saya, masih belum bisa menulis fiksi seperti yang diajarkan dalam buku tersebut.
Post a Comment