Friday, November 18, 2016

Hand Cataleptic

Bismillaah

Sebagai manusia, tentu kita pernah memiliki masalah. Bahkan, mungkin setiap hari, ada saja masalah yang dihadapi. Dari yang sepele sampai yang sangat berat, sehingga menguras tenaga dan pikiran.

Karena sudah sunnatullah, maka sebagai makhluk hidup, kita tidak bisa mengelak dari masalah. Yang harus kita lakukan adalah menghadapi dan mengatasinya. Kalau tidak, maka kita akan dibuat pusing dan stress dengan permasalahan yang menumpuk.

Ada seorang sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga karena satu amalan, yang tidak terlalu menonjol namun sangat luar biasa. Perbuatan yang menyebabkan sahabat tersebut dijamin masuk surga adalah karena setiap akan tidur dia selalu memaafkan orang-orang yang telah berbuat salah kepadanya atau menyakiti hatinya. Sehingga dia selalu tidur dalam keadaan hati bersih dan tenang.

Hand cataleptic adalah suatu metode untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara 'membuangnya'. Saya mendapatkan ilmu ini dari Bapak Hilman Al Madani, seorang psikolog dari Kita dan Buah Hati Foundation.

Menurut beliau, kita juga bisa melupakan masalah dengan cara yang hampir sama dengan sahabat Rasulullah tadi. Caranya, ketika mau tidur, kita berbaring dengan rileks, kemudian fokuskan diri kita dengan masalah yang dihadapi tadi siang. Kemudian hadirkan wajah orang yang telah menyakiti atau membuat masalah dengan kita. Setelah itu, rasakan dalam diri kita, di mana bagian tubuh kita yang merasa sakit. Hal ini bisa kita lakukan dengan cara bertanya kepada tubuh kita, "Oke, tubuhku, tolong beritahu di mana rasa sakit itu!"

Setelah ada bagian tubuh yang terasa sakit, maka kita lakukan gerakan seperti mencabuti rasa sakit itu, misalnya dari dada kita. Lakukan berulang-ulang sambil mengatakan, "Sekarang aku buang rasa sakit ini, ya." Terus-menerus, sampai kita merasa lega dan tenang. Dengan izin Allah, satu masalah terselesaikan.

Pengalaman Pak Hilman dengan hand cataleptic ini adalah saat beliau berusaha menghilangkan phobia putranya terhadap balon. Pada awalnya, putra sulung beliau sangat takut melihat balon, walaupun dari kejauhan. Setelah diterapi dengan hand cataleptic ini, putranya sudah tidak takut, tapi masih belum mau dekat-dekat, apalagi memegang balon. Pada terapi kedua, putranya sudah mau bermain balon dengan adiknya, meskipun tidak seantusias adiknya atau anak kecil lainnya.

3 comments:

denik said...

Wah, perlu di coba nih

Hilman Al Madani said...

Dahsyatttt!!! dimana kita bertemu ya?

Nindyah Widyastuti said...

Di SDIT Al Hidayah Lippo Cikarang, Kak