Bismillaah
"Mba, tolong jahitin, ya," pintaku pada seorang teman yang pandai menjahit baju gamis.
"Buru-buru, nggak Mi? Soalnya lagi banyak lemburan," jawabnya.
"Nggak, nyantai aja. Sampai setahun juga nggak pa-pa," jawabku setengah bercanda.
Iya, bercanda dan sekadar basa-basi. Namun, ternyata ucapan itu benar-benar terjadi, bahkan melebihi yang aku candakan. Ya, sudah hampir 5 tahun, iya, lima tahun sejak percakapan itu, bajuku tak ada kabarnya. Entah memang belum jadi, atau teman itu lupa. Wallahu a'lam. Yang jelas, ucapanku betul-betul menjadi kenyataan, padahal hanya bermaksud untuk bercanda.
***
Sebagai makhluk sosial, pasti banyak hal yang harus dan perlu diucapkan untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan kita. Untuk berkomunikasi dengan orang lain di sekitar kita, ucapan juga sangat diperlukan.
Dalam Islam, bertutur kata pun ada aturannya. Ucapan atau tutur kata bagaimana yang dicontohkan Rasulullah?
Menurut beliau shalallahu alaihi wasallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
" Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari)
Jelas sekali, bukan? Berkata yang baik atau diam. Kalau tidak bisa berucap yang baik dan bermutu, lebih baik kita tutup mulut saja. Karena risikonya berat, kalau ucapan kita tidak baik. Contohnya seperti pengalaman pribadiku itu. Tutur kata yang tidak dianggap serius, ternyata dicatat dan dikabulkan oleh Allah.
So, marilah kita berkata yang baik dan bermutu. Terutama kepada anak-anak. Orang tua sering merasa kesal dengan perilaku mereka, sehingga secara tidak sadar memberikan julukan yang tidak pantas. "Anak bodoh", "anak bandel", "anak malas", dan lain-lain. Ucapan yang muncul karena emosi yang tidak terkendali itu, bisa menjadi kenyataan. Oleh karena itu, ketika marah, tetaplah berkata yang baik karena itu akan menjadi doa kita. Ganti saja umpatan itu dengan kalimat yang bermakna positif seperti "anak hebat", "anak rajin", "anak sholih", "anak baik", dan ungkapan lainnya yang menjadi harapan kita.
2 comments:
Saya juga sering Mbak, punya keinginan sederhana tak sengaja diucapkan lalu entah dalam satu waktu atau keesokan harinya jadi benar2 terwujud. Atau bahkan bertahun-tahun kemudian..
Betul mba, alhamdulillah kalau yang terwujud adalah sebuah impian.
Post a Comment