Monday, July 4, 2022

Makkah City Tour

Sabtu, 25 Juni 2022


Hari ini agendanya jalan-jalan alias ziarah ke tempat-tempat bersejarah dalam kehidupan dan dakwah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Banyak tempat bersejarah yang ada di Makkah. Namun, hanya beberapa yang kami kunjungi. 


Tujuan pertama adalah Jabal Tsur. Di gunung inilah Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum musyrikin Quraisy. Jabal Tsur merupakan gunung tertinggi di Makkah. Dan, gunung di sini tidak seperti di Indonesia. Di sini, gunungnya berupa batu keras. Bisa dibayangkan, bagaimana sulitnya Rasulullah dan sahabatnya saat mendaki. Apalagi putri Abu Bakar, Asma, yang waktu itu bertugas mengantarkan makanan. Padahal saat itu, Asma binti Abu Bakar sedang hamil. MasyaaAllah. Benar-benar perjuangan dalam menegakkan kalimat Allah.


Perjalanan selanjutnya adalah Padang Arafah. Di sanalah tempat wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah nanti. Di sana pula terdapat Jabal Rahmah, tempat bertemunya Nabi Adam dengan Ibu Hawa. Di sana terdapat tugu yang menjadi tanda tempat pertemuan kedua hamba Allah tersebut. Sayangnya, kami tidak turun dari bus karena Jabal Rahmah ditutup. 

Di Padang Arafah itu, kami juga melihat tenda-tenda yang akan digunakan saat wukuf nanti. Alhamdulillaah, tenda-tenda tersebut sudah dilengkapi dengan tempat tidur dan bantal. MasyaaAllah, benar-benar karunia Allah yang sangat luar biasa.

Di Padang Arafah ada Masjid Namirah yang hanya digunakan untuk khutbah saat wukuf. Jadi, masjid ini hanya digunakan setahun sekali. Masjid ini didirikan di tempat dulu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melakukan khutbah saat wukuf. Ketika berada di masjid ini, kita harus berhati-hati karena sebagian bangunannya tidak termasuk daerah Arafah.


Dari Padang Arafah, kami melanjutkan perjalanan melewati Muzdalifah dan Mina. Nanti, setelah wukuf di Arafah, jamaah haji akan mabit atau bermalam di Muzdalifah untuk mengumpulkan batu kerikil. Kabarnya, musim haji tahun ini, batu kerikilnya sudah disiapkan oleh pihak maktab. Semoga benar adanya. Kalau belum disediakan, berarti kami akan mengumpulkan sendiri sebanyak 70 butir karena rencananya, kami akan mengambil Nafar Tsani. Yaitu, menginap di Mina selama tiga hari: 11, 12, 13 Dzulhijjah.

Setelah Muzdalifah, tampaklah Mina yang ditandai dengan tenda-tenda yang sangat banyak. Oiya, di Arafah dan Mina, tendanya dikelompokkan menurut asal negara dan benua. Indonesia satu area dengan negara-negara Asia Tenggara. Walaupun, Indonesia sendiri jamaahnya sangat banyak sehingga memerlukan tempat yang luas juga.


Tenda di Mina berbeda dengan di Arafah. Kalau di Arafah tendanya sangat besar, di Mina terlihat kecil-kecil. Walaupun, realitas dalamnya kita belum tahu seperti apa. Namun, sepertinya, fasilitas yang diberikan tidak jauh berbeda dengan yang ada di Arafah.


Setelah melihat hamparan luas tenda-tenda di Mina dan juga terowongan yang akan dilewati untuk mencapai tempat melempar jumroh, kami melanjutkan perjalanan ke Jabal Nur. Sama seperti di Arafah, di Muzdalifah, dan Mina, di Jabal Nur pun kami tidak turun dari bus. Hanya melihat dari dalam bus. Itu pun, busnya juga sambil berjalan, tidak berhenti.


Oleh karena itu, kami langsung meluncur ke Tan'im untuk mengambil miqat karena hari ini kami akan melaksanakan umroh sunnah atau badal, tergantung kepentingan masing-masing. Saya sendiri berniat umroh untuk ibu (Allahu yarham).

Di Tan'im, kami shalat sunah ihram dua rakaat di Masjid Aisyah atau dikenal juga dengan Masjid Tan'im. Setelah shalat, kami pun berniat umroh secara sendiri-sendiri karena memang niatnya berbeda-beda. Ada yang berniat umroh sunnah, ada pula yang berniat umroh untuk mem-badal-kan orang tuanya.


No comments: