Saturday, August 31, 2024

Belajar dari Maryam, Perempuan Suci yang Melahirkan Seorang Nab



Oleh: Ustadz Hammad Rosyadi, Lc.


Dua per tiga isi Al-Qur'an adalah kisah. Kisah para nabi, orang-orang shalih, dan juga orang-orang yang ingkar akan keesaan Allah 'Azza wa Jalla. Kisah-kisah tersebut memberikan hikmah, ibroh kepada kita, umat Islam.


Al-Qur'an sendiri memiliki beberapa makna.
1. Dzikrun artinya pengingat, kemuliaan 
2. Mau'idzotun artinya nasihat
3. Nuurun artinya cahaya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَـقَدْ كَا نَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ ۗ مَا كَا نَ حَدِيْثًا يُّفْتَـرٰى وَلٰـكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ


"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Yusuf: Ayat 111)


Mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu yang telah wafat adalah yang paling tepat. Terutama kepada mereka yang InsyaaAllah husnul khatimah dan hidupnya senantiasa dalam ketaatan.


Dua orang wanita yang disebut dalam Al-Qur'an:
1. Asiyah binti Muzahim, istri Fir'aun 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا امْرَاَ تَ فِرْعَوْنَ ۘ اِذْ قَا لَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَـنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ 


"Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,"
(QS. At-Tahrim: Ayat 11)


Kisah Bunda Asiyah berkaitan dengan dihanyutkannya bayi Musa ke Sungai Nil. Saat akan menghanyutkan putranya, Ibunda Musa membutuhkan kemantapan hati yang sangat kuat, mengingat Sungai Nil adalah sungai yang sangat lebar dan panjang.


2. Maryam binti Imran, Ibunda Nabi Isa 'alaihissalam, yang disebut juga dengan "Al Batul" atau "The Virgin Mary", Maryam yang suci.



Kedua insan di atas menjadi inspirasi bagi para ibu yang single parent. Tanpa suami, mereka berdua bisa mendidik dan membesarkan putranya menjadi sosok yang luar biasa. 


Para nabi yang yatim atau diyatimkan:
1. Nabi Ibrahim.
Menurut para ulama tafsir, Azar ternyata bukan ayahanda Nabi Ibrahim. Dia hanya paman beliau.


2. Nabi Ismail diyatimkan karena sejak bayi sudah ditinggal ayahnya di lembah sunyi bersama ibunya. 


3. Nabi Isa 'Alaihissalam
4. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَا تَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَا بًا ۗ فَاَ رْسَلْنَاۤ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا


"lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna."
(QS. Maryam: Ayat 17)


Malaikat Jibril mendatangi Maryam dalam bentuk seorang manusia yang sempurna. Tetapi Maryam tidak tergoda. Ini membuktikan bahwa sejak gadis, Maryam adalah wanita yang bertaqwa yang sangat menjaga kesuciannya. 

فَحَمَلَـتْهُ فَا نْتَبَذَتْ بِهٖ مَكَا نًا قَصِيًّا


"Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh."
(QS. Maryam: Ayat 22)



Orang yang pertama kali beriman kepada Nabi Isa adalah Nabi Yahya, saat keduanya masih di dalam kandungan. Kata Ibunda Nabi Yahya, bayi yang ada dalam kandungannya seperti bersujud ke arah perut Maryam yang mengandung Nabi Isa.

Wednesday, August 28, 2024

Belajar dari Gaza; Menempa Jiwa Ananda Agar Teguh Tanpa Rapuh

Bismillah 


Gaza memiliki arti kekuatan, benteng. Tak heran bila Gaza begitu tangguh dan kuat melawan Israel. Semua elemen masyarakatnya bersatu melawan Israel, dari anak-anak, wanita, dan tentu saja para pemudanya. Dan, contoh ketangguhan itu dengan sangat jelas, diperlihatkan oleh Hamas yang telah berhasil melawan Israel selama lebih dari 300 hari. Padahal, dulu, pada saat perang dunia, negara-negara bertekuk lutut kepada musuhnya hanya dalam hitungan hari. 


Bagaimana para orang tua mendidik anak-anak Gaza hingga setangguh itu? Berani melawan tank-tank canggih hanya bermodalkan batu kerikil.
Agar anak-anak aktif melawan kemaksiatan, ceritakan kisah-kisah para nabi, terutama dari Nabi Ibrahim hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 


Gaza adalah Raudhotul Qur'an. Kalau kita tidak bisa ke sana, minimal, infak kita bisa sampai ke sana. Alhamdulillaah kalau bisa sampai mengangkat anak asuh para pejuang Intifada. 


Mereka adalah saudara-saudara kita, seperti yang difirmankan Allah dalam ayat berikut.




فَاِ نْ تَا بُوْا وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاٰ تَوُا الزَّكٰوةَ فَاِ خْوَا نُكُمْ فِى الدِّيْنِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ


"Dan jika mereka bertobat, melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui."
(QS. At-Taubah: Ayat 11)



Maka kita harus membantu mereka. Membantu mereka sama dengan menolong agama Allah. Barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ


"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad: Ayat 7)



Selain menceritakan tentang kisah-kisah para nabi, ikhtiar lain yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan pemahaman tentang hadits Jagalah Allah. 

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.’” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Sumber https://rumaysho.com/19629-hadits-arbain-19-menjaga-hak-allah-dan-memahami-takdir.html



Dengan bekal keyakinan itu, anak-anak Gaza tumbuh dengan kepribadian yang kuat dan tahan banting. Ketika mereka dipenjara, disiksa, ditembak, mereka justru merasa semakin dekat dengan Allah. MaasyaaAllah.



Rahasia anak-anak Intifada menjadi sepemberani itu adalah, salah satunya, menghafalkan dan mengamalkan hadits "Jagalah Allah ..." Dengan bekal hadits tersebut, mereka semangat menghafalkan Al-Qur'an walaupun berada di kamp-kamp pengungsian, bukan di masjid atau di sekolah-sekolah Islam. Oleh karena itu, mereka sangat ditakuti oleh Israel. Kita tahu, bahwa Israel sering mengarahkan rudalnya ke daerah pemukiman dan juga sekolah, yang pastinya terdapat banyak anak-anak. 


Salah satu kemuliaan yang Allah berikan kepada kita adalah saat kita mampu mengasuh mereka. Mereka tidak pernah meminta atau mengemis untuk diasuh. Tetapi, kitalah yang butuh amalan ini agar mendapatkan ridho Allah.


Kesimpulannya, hubungan kita dengan Allah akan semakin dekat apabila kita juga dekat dengan Al-Qur'an dan siroh. 

Wallahu a'lam bishshowwab.

Tuesday, August 27, 2024

Realita Remaja Masa Kini dan Perkembangan Fisik serta Akalnya



Bismillah 


Disampaikan oleh Ustadz Abu Umair, B.A., M.Pd.


Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim namun keduanya tidak mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih)



Sumber https://rumaysho.com/5022-manfaatkanlah-5-perkara-sebelum-menyesal.html



Kebanyakan orang yang sudah tua menyesal, mengapa baru mulai belajar agama, mengapa tidak sejak masih muda. Karena pemuda memiliki pendengaran yang berfungsi dengan baik dan hatinya terkoneksi langsung dengan Allah.



Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا


"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(QS. Al-Isra': Ayat 36)



"Sesungguhnya Allah takjub kepada pemuda yang lurus, yang tidak menyimpang, yang tidak berbuat maksiat." 



Mengapa Allah sampai begitu takjub kepada pemuda yang taat? Karena pada hakikatnya, pemuda itu suka hura-hura, berfoya-foya, dan bermaksiat. Sehingga menurut Imam Nawawi, pemuda yang lurus merupakan kenikmatan yang paling agung.



Bagaimana dengan mereka yang sudah tidak muda lagi? Akankah Allah takjub kepada para orang tua? Agar Allah pun takjub kepada kita yang sudah tidak muda lagi ini, maka kita harus memiliki ibadah yang istimewa. Ibadah unggulan. 



"Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan faqihkan ia dalam agama." 


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara: [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang dimanfaatkan, atau [3] anak sholeh yang mendo’akan dirinya. ”



Sumber https://rumaysho.com/601-amalan-amalan-yang-bermanfaat-bagi-mayit.html


Amal shaleh merupakan investasi yang tak terputus. 



Pengaruh anak muda dengan akalnya dalam "Tarbiyatul Abna."


Pemuda disebut juga rijal atau syaabun.
Usia muda adalah saat berumur 14-15 tahun atau saat SMP.



Masa muda dibagi ke dalam 3 bagian: awal, tengah, akhir.
1. Remaja awal adalah saat berumur 13/15 sampai 18 tahun. 
Perubahan zaman mempengaruhi perubahan fisik dan paradigma anak-anak. Pada zaman Rasulullah, saat berusia 15 tahun, mereka sudah siap berjihad.
Pada masa ini, remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Oleh karena itu, menurut Ibnu Hudamar, harus diarahkan dengan ilmu agama, syariah, belajar ke Negeri Syam, Iran, Baghdad, dan lain-lain.
Selain itu, penjagaan orang tua juga harus lebih ketat 5 kali lipat dibandingkan saat mereka masih anak-anak (sebelum baligh). MaasyaaAllah.



2. Saat usia 20-26 tahun.  Pada masa ini, remaja sudah memiliki kematangan berpikir. 


3. 26-30 tahun, remaja sudah dewasa dan sudah produktif. Dan, bisa dikatakan ini adalah masa keemasan seorang remaja karena seperti para penduduk surga yang usianya diperkirakan sekitar 30 tahun. 



Pada saat ini, banyak kita jumpai anak muda yang mengalami krisis aqidah, akhlak, dan juga muamalah. Hal ini dapat terjadi karena shalatnya bermasalah. Sedangkan kita tahu bahwa shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.



Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ    ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ   ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ



"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-'Ankabut: Ayat 45)




Selain itu, pergaulan juga sangat mempengaruhi masalah yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, setiap orang harus memperhatikan dan memilih teman yang baik. 


“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Sumber: https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html
Copyright © 2024 muslim.or.id


Di masa akhir zaman, pergaulan sangat luar biasa mempengaruhi pemuda.  Karena seseorang itu dilihat dari siapa temannya. 



Dalam menghadapi semua permasalahan tersebut, hal-hal yang dapat kita lakukan adalah mencari hidayah.
Hidayah ada dua macam, yaitu hidayatul irsyad yang berisi penjelasan, ilmu, dan hidayah taufiq wal amal yaitu hidayah untuk dapat menerima dan menjalankan syariat.



Agar bisa mendapatkan hidayah yang kedua, kita harus ngaji , mempelajari siroh Nabi dan para sahabat. Selain itu, yang tak kalah penting adalah mempelajari, membaca, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur'an. Orang yang dekat dengan Al-Qur'an, maka ia akan menjadi pribadi yang berpendirian baik dan tahan banting, insyaaAllah.







Monday, August 26, 2024

Sharing Session (2)


Bismillah 


Tausiyah selanjutnya adalah dari Ustadz Cahyadi Takariawan yang juga dikenal dengan sebutan Pak Cah, salah seorang guru menulis saya. Berikut ini poin-poin penting yang disampaikan beliau dalam acara Boot Camp.


a. Pengasuhan keimanan tidak terbatas pada rutinitas atau ritual pencapaian (hafalan, nilai-nilai kognitif). Jangan sampai kita melupakan hakikat. Misalnya, hakikat menghafal Al-Qur'an adalah agar kita memiliki energi dalam beramal dan berakhlak. Hakikat keimanan adalah muroqobatullah (merasakan pengawasan Allah di mana pun kita berada).



Untuk mengenalkan dan membuat semua muslim sadar dengan hakikat ini, SLC bisa ambil bagian dengan edukasi, sentuhan, dan komunikasi kepada para orang tua agar mereka tidak hanya berorientasi pada ritual atau rutinitas seperti yang disebutkan di atas.



Hal ini bisa dilakukan di luar kelas yang hanya mementingkan angka-angka. Salah satunya dengan berkisah. Berkisah lebih mudah diterima anak karena terkesan tidak menggurui. Agar semakin banyak elemen masyarakat yang bisa menikmati dan menggunakan buku-buku bermutu sebagai bekal untuk berkisah, maka SLC bisa menggalang wakaf buku dengan cara kencleng. Caranya, kita menyebarkan dan menawarkan kepada siapa saja yang mau ikut berwakaf buku dengan mengisi kencleng atau celengan yang kita bagikan. Mereka bebas mau mengisi berapa pun.  Setelah beberapa hari, nanti dikumpulkan dan uangnya dapat digunakan untuk membeli buku. Dengan demikian, semoga semua anak Indonesia dapat mengakses buku-buku bermutu dari SDI sehingga mereka pun akan terbentuk akhlaknya seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻.



b. Guru yang baik adalah guru yang wajahnya memancarkan keimanan. Pesan salah seorang ustadz yang juga seorang da'i untuk daerah-daerah pelosok, "Yang butuh dakwah itu, kita." Jadi, tidak perlu kecewa, saat tidak ada yang merespon dakwah kita. Bila dikaitkan dengan peranan kita sebagai pejuang siroh, "Yang butuh menyebarkan siroh itu, kita. Jadi, tidak perlu kecewa bila belum ada yang merespon." 
Tetap semangat menyebarkan siroh, pantang menyerah!!!




Selanjutnya adalah tausiyah dari Ustadz Salim A. Fillah yang menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Semua keluarga pasti menginginkan keluarga yang ideal, keluarga yang lengkap, penuh kasih sayang, harmonis, dan berkecukupan. Namun ternyata, di dalam Al-Qur'an, yang diceritakan justru keluarga-keluarga yang tidak ideal. Seperti Bunda Asiyah yang memiliki suami yang kafir, Nabi Nuh memiliki anak dan istri yang tidak mau beriman kepada Allah, Nabi Ibrahim yang harus berpisah dengan anak istrinya, Nabi Ya'qub yang anak-anaknya membangkang, Nabi Luth, dan Nabi Zakaria 'alaihimussalam.



Walaupun mereka bukan keluarga ideal pada awalnya, namun kisah mereka happy ending karena mereka selalu mengadu kepada Allah. Bahkan kisah Nabi Yusuf yang sangat menyedihkan itu, ternyata merupakan "Ahsanul Qoshos" kisah-kisah terbaik sepanjang masa. MaasyaaAllah.


Kisah-kisah para nabi tersebut merupakan penguatan untuk kita bahwa masih ada kesempatan happy ending, selama kita selalu mengadukan masalah kepada Allah 'Azza wa Jalla.



Menurut Ustadz Salim, kita akan diuji oleh Allah pada titik terkuat kita. Seperti yang telah dialami oleh para nabi.



Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memiliki gelar "Al Amin", yang membuat semua penduduk Makkah percaya kepada beliau. Tetapi, saat beliau mulai mendakwahkan Islam, kebanyakan kaumnya mengatakan bahwa "Muhammad pendusta". Astaghfirullah.



Bunda Maryam adalah perempuan suci yang selalu menjaga kesucian dirinya. Tetapi beliau malah difitnah telah menodai kesucian dirinya sendiri, dikira telah berzina sehingga hamil dan melahirkan Nabi Isa 'alaihissalam. 



Nabi Ibrahim yang telah bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang buah hati, ketika sudah mendapatkan malah disuruh berpisah, bahkan diperintahkan untuk membunuh putranya tersebut.  Begitu pula Nabi Ayyub yang sangat mencintai anaknya tetapi dipisahkan. 



Dari uraian di atas, kita bisa simpulkan bahwa ketika kita mengisahkan atau membaca kisah-kisah para nabi dan rasul itu, tidak sekadar membahas apa mukjizatnya. Tetapi, kita pun perlu mengisahkan juga nilai-nilai keluarga, kepahlawanan, hubungan dengan Allah, tauhid, dan juga kesabaran.



Setiap hari kita berdoa kepada Allah agar ditunjukkan kepada jalan yang lurus. Jalan yang lurus itu, bukan jalan yang mulus, tetapi jalan yang menuju Allah. Lurus tujuannya, tetapi juga ada belokannya, ada rintangannya, dan ada ujiannya.



Walaupun begitu, kita harus selalu bersyukur kepada Allah. Bersyukur itu bisa dilakukan dengan cara:
1. Mengingat siapa yang memberikan. 
2. merawat, menjaga, dan menggunakannya untuk menyenangkan Sang Pemberi.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاَ مَّا الْاِ نْسَا نُ اِذَا مَا ابْتَلٰٮهُ رَبُّهٗ فَاَ كْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗ ۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْۤ اَكْرَمَنِ 


"Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, Tuhanku telah memuliakanku."
(QS. Al-Fajr: Ayat 15)



Lancar atau tidak usaha kita, kita harus tetap bersyukur. Karena semua yang ada di dunia ini, semuanya hanya semasa atau sementara.



Kita adalah penerus dakwah Nabi yang dipilih Allah untuk menebarkan siroh. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mundur atau pensiun, apalagi berhenti.





Saturday, August 24, 2024

Sharing Session "Boot Camp"

Bismillah 


Sharing Session malam ini menampilkan Bunda Ida Nur Laila, Bunda Aini, dan Bunda Marni. Beliau bertiga berkesempatan mengikuti Boot Camp pada tanggal 20-22 Agustus 2024 di Jogja. MaasyaaAllah, di acara tersebut, bertebaran para ustadz, sehingga banyak ilmu juga yang didapatkan.



Di antara para ustadz tersebut, yang tausiyahnya di-share malam ini adalah Ayah Benny, Ustadz Cahyadi Takariawan, dan Ustadz Salim A. Fillah.



Poin-poin penting yang disampaikan Ayah Benny adalah sebagai berikut.



1. Palestina harus kita perjuangkan sampai Fathul Aqsha.



2. Misi kita sama dengan dakwah para nabi, yaitu menyebarkan tauhid. Oleh karena itu, kisah para nabi harus kita sebarkan. Kalau kita tidak melakukan ini, kita seperti menghentikan usaha untuk menyebarkan tauhid. Maka, kita tidak boleh cuti apalagi pensiun dari profesi ini, pejuang siroh (SLC). Apabila ada amanah lain, jangan sampai dibentrokkan. Sebisa mungkin dikolaborasikan.



3. Ada seorang SLC yang sudah 12 tahun aktif menyebarkan siroh, tetapi belum pernah closing. MaasyaaAllah, saya baru beberapa bulan saja sudah closing, walaupun melalui wakaf. Alhamdulillah. Hebatnya, SLC tersebut tidak kapok berada di komunitas ini, tidak menyerah apalagi berhenti dalam menyebarkan siroh. Walaupun belum pernah closing, tetapi beliau merasakan adanya keberkahan dan kemudahan dalam kehidupan. Misalnya, ketika anak sakit dan butuh biaya untuk berobat, Allah berikan melalui jalan yang tidak disangka-sangka. MaasyaaAllah tabarakallah. Jadi, beliau ini closing dalam bentuk lain, yaitu keberkahan dan kemudahan rezeki.



4. Ujian pasti ada dalam kehidupan ini, begitu pula dengan peran kita sebagai pejuang siroh. Tetapi, ujian itu jangan sampai membuat kita mundur. Justru kita harus menyiapkan diri dengan saling menguatkan. Contoh ujian yang dialami Ayah Benny adalah kehilangan uang saat para SLC sudah berkumpul di Annual Meeting. Tak lama setelah itu, ada orang yang menolong beliau dengan menggantikan uang tersebut, bahkan beliau masih bisa bersedekah dengan memberikan makanan gratis. MaasyaaAllah tabarakallah.



5. Saat kita merasa ingin jeda sejenak dari aktivitas menebarkan siroh karena ingin fokus membersamai anak-anak di rumah, justru kita harus lebih semangat. Kita harus yakin bahwa dengan meneruskan risalah para nabi, kita akan mendapatkan energi lebih banyak dan lebih baik untuk bekal mendidik dan mengasuh anak. Karena dengan menjadi pejuang siroh, semoga Allah menurunkan rahmat-Nya dengan memberikan hidayah kepada kita dan keluarga kita. Karena Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ


"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad: Ayat 7)


6. Perbaiki niat. Kita harus ikhlas illallah. Kemudian, kuatkan ikhtiar langit dengan doa dan silaturahmi.


7. Wakaf menjadi jembatan untuk menyelesaikan problematika umat. Semoga dengan wakaf buku siroh, banyak anak bangsa yang mendapat hidayah dan ilmu yang bermanfaat, yang menjadikan mereka generasi terbaik dengan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para nabi serta para sahabat. Aamiin aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻.

Thursday, August 22, 2024

Animalium

Bismillah 


Hari ini (Kamis, 22 Agustus 2024), kelas 6 akhwat melaksanakan field trip ke Animalium, Cibinong, Bogor. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan di Sky World, TMII.


Perjalanan kali ini sangat singkat, hanya sekitar 90 menit. Padahal, biasanya perjalanan ke daerah Sentul, bisa dua jam lebih. Hal ini karena ada tol baru Cibitung -Cimanggis. Tol ini sangat efektif untuk memangkas waktu perjalanan. Ditambah lagi, keadaan jalanannya yang masih sepi, mungkin karena masih baru dan bukan hari libur.



Animalium ini semacam museum binatang. Seperti animal kingdom, mungkin ya. Di sana ada patung berbagai jenis hewan dan ada juga hewan yang masih hidup. Di antara hewan yang hidup adalah burung, ular, berang-berang, kura-kura, musang, dan ikan. Selain itu ada juga miniatur hutan yang sangat indah. 




Begitu masuk pertama kali, para siswa belajar tentang jenis-jenis hewan dengan mengamati dan memperhatikan patung-patung hewan. Dari reptilia hingga aves. Lalu siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok saya dibawa tur ke bagian aves. Di sana ada bermacam-macam sayap burung. Sayap terkecil adalah milik burung Kolibri. Hebatnya, hanya burung Kolibri yang bisa terbang mundur. MaasyaaAllah. 



Setelah mempelajari macam-macam sayap, ada juga macam-macam kepala burung dan paruhnya, serta telur-telurnya. Yang unik adalah sarang burung rangkong gading. Sarangnya berada di pohon yang tinggi dan memiliki pijakan di bagian luarnya yang digunakan si jantan untuk mengantarkan makanan. Selain itu, sarang tersebut juga memiliki pintu, lho. 




Selain sarang burung rangkong, yang tak kalah uniknya adalah sarang burung walet. Mengapa? Karena sarang ini bisa dimakan dan harganya mahal. Selain itu, sarang walet ini dianggap memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke bagian mamalia. Di ruangan ini, banyak display yang menarik, yaitu alat timbangan hewan, perbedaan pandangan mata manusia dengan mata hewan, dan gambaran kerja jantung beberapa binatang.



Yang paling menarik adalah timbangan hewan. Namun demikian, timbangan ini sebenarnya bukan untuk menimbang hewan. Jadi, kalau kita naik ke timbangan tersebut, layar di depan kita akan bergerak dan berhenti sesuai dengan bobot tubuh kita. Nah, di angka jarum timbangan itu berhenti, ada gambar hewan. Misalnya, seandainya bobot kita 50 kg, maka yang muncul gambar kambing Sumatra. Berarti bobot tubuh kita setara dengan bobot hewan tersebut.

Lalu ada dua layar yang satu merupakan bagaimana manusia melihat, dan yang satunya lagi penglihatan hewan, yaitu sapi, kucing, dan anjing. Ternyata penglihatan manusia paling sempurna. MaasyaaAllah. Disusul penglihatan anjing yang agak buram dibandingkan dengan penglihatan manusia. Warnanya seperti kalau kita melihat foto zaman dulu. Sedangkan penglihatan kucing lebih buram. Semua terlihat berwarna abu-abu. Kalau penglihatan sapi malah didominasi warna oranye. MaasyaaAllah, memang manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Kita harus lebih banyak bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya ini.