๐ *RIYA* ๐
๐️ *Ustadz Mukhlis Abu Dzar*
*ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู*
๐ Masjid Al Ukhuwah Palem Semi
๐ 7 Agustus 2024
๐ฟ๐๐ฟ๐๐ฟ๐๐ฟ๐
*MUKADIMAH*
Riya merupakan salah satu penyakit hati yg sangat berbahaya yang mampu menggugurkan semua amal ibadah, dan lebih dahsyat dari pada fitnah Dajjal. Dan merupakan dosa besar termasuk syirik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ุฃَูุงَ ุฃُุฎْุจِุฑُُูู
ْ ุจِู
َุง َُูู ุฃَุฎَُْูู ุนََُْูููู
ْ ุนِْูุฏِْู ู
َِู ุงْูู
َุณِْูุญِ ุงูุฏَّุฌَّุงِู َูุงَู َُْูููุง ุจََูู ََููุงَู ุงูุดِّุฑُْู ุงْูุฎَُِّูู ุฃَْู َُْูููู
َ ุงูุฑَّุฌُُู ُูุตَِّْูู َُููุฒَُِّูู ุตَูุงَุชَُู ِูู
َุง َูุฑَู ู
ِْู َูุธَุฑِ ุฑَุฌٍُู
“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?”
Dia berkata,”Kami mau,”
maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya”.
[HR Ibnu Majah, no. 4204, dari hadits Abu Sa’id al Khudri. Hadits ini hasan-Shahih at Targhib wat Tarhib, no. 30]
Riya adalah fitnah yang sangat dahsyat maka sangat penting bagi kita untuk perduli dengan urusan hati, dan islam merupakan agama yang sangat memperdulikan terhadap urusan hati.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฃَูุงَ َูุฅَِّู ِูู ุงْูุฌَุณَุฏِ ู
ُุถْุบَุฉً ุฅِุฐَุง ุตََูุญَุชْ ุตََูุญَ ุงْูุฌَุณَุฏُ ُُُّููู ، َูุฅِุฐَุง َูุณَุฏَุชْ َูุณَุฏَ ุงْูุฌَุณَุฏُ ُُُّููู . ุฃَูุงَ ََِููู ุงَْْูููุจُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
๐ท *Pentingnya Menjaga Hati*
▪️Meluruskan niat dalam segala hal, terutama dalam ibadah ataupun aktifitas lainnya. Setiap aktifitas yg bukan bernilai ibadah bisa bernilai ibadah tergantung kepada niatnya.
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅَّูู
َุง ุงูุฃุนู
َุงู ุจุงَِّّูููุงุชِ ูุฅَِّูู
ุง ُِِّููู ุงู
ุฑูุกٍ ู
ุง ََููู َูู
َْู َูุงَูุชْ ِูุฌْุฑَุชُُู ุฅูู ุงِููู ูุฑَุณُِِููู ِููุฌْุฑَุชُُู ุฅูู ุงِููู ูุฑَุณُِِْููู ูู
َْู َูุงَูุชْ ِูุฌْุฑَุชُُู ِูุฏَُْููุง ُูุตِْูุจُูุง ุฃู ุงู
ุฑุฃุฉٍ َِْูููุญَُูุง ِููุฌْุฑَุชُُู ุฅูู ู
ุง َูุงุฌَุฑَ ุฅِููู
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
▪️Memperhatikan kualitas hati, karena Allah tidak hanya perhatian terhadap kuantitas ibadah namun yang lebih penting dari semua adalah memperhatikan kualitas ibadah kita. Ibadah yg banyak atau amalan yg besar akan menjadi sia2 karena niat yang tidak benar.
Allah Ta’ala berfirman,
َْูู ََููุงَู ุงََّููู ُูุญُูู
َُูุง ََููุง ุฏِู
َุงุคَُูุง ََِْูููู ََููุงُُูู ุงูุชََّْููู ู
ُِْููู
ْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
(QS. Al Hajj: 37)
▪️Menjaga keikhlasan dan kesucian hati
Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu,
ู
َุง َูุงَู ุฃَุจُْู ุจَْูุฑٍ – ุฑَุถَِู ุงُููู ุนَُْูู – ุฃَุตْุญَุงุจَ ุฑَุณُُْูู ุงِููู – ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ – ุจِุตَْูู
ٍ َููุงَ ุตَูุงَุฉٍ ، ََِْูููู ุจِุดَْูุกٍ َูุงَู ِูู َْููุจِِู ، َูุงَู : ุงَّูุฐِู َูุงَู ِูู َْููุจِِู ุงูุญُุจُّ ِููู – ุนَุฒَّ َูุฌََّู – ، َูุงَّููุตِْูุญَุฉُ ِูู ุฎَِِْููู
“Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (semata-mata) karena (banyaknya) mengerjakan puasa atau shalat, akan tetapi karena iman yang bersemayam di dalam hatinya.”
๐ท *PENYAKIT-PENYAKIT HATI yang BERBAHAYA*
1️⃣ *RIA*
Secara bahasa memperlihatkan amal;ibadah kepada orang lain untuk mendapatkan sanjungan/pujian. Sekedar memperlihatkan ibadah terkadang boleh dilakukan, misalkan dengan tujuan untuk mengajarkan untuk menjadi contoh. Yang tidak dibolehkan adalah untuk mendapatkan sanjungan
Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalatlah kalian (dengan cara) sebagaimana kalian melihatku shalat.”
(HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]
2️⃣ *SUM'AH*
Sum'ah berarti menceritakan kebaikan yang dia lakukan untuk mendapatkan pujian dan berbangga jika nama jya disebut dalam setiap ibadahnya.
3️⃣ *UJUB*
Adalah menyekutukan Allah dengan dirinya, karena dia merasa hebat dan bangga dengan dirinya yg berarti sama dengan merasa lebih dari apapun sehingga ini bisa dikatakan menyekutukan Allah dengan dirinya.
๐ท *BAHAYA RIYA*
▪️Riya menggugurkan amal ibadah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٰููุۤงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُْููุง َูุง ุชُุจْุทُِْููุง ุตَุฏَٰูุชُِูู
ْ ุจِุง ْูู
َِّู َูุง ْูุงَ ุฐٰู ۙ َูุง َّูุฐِْู ُُِْูููู ู
َุง َููٗ ุฑِุฆَุงุٓกَ ุงَّููุง ุณِ ََููุง ُูุคْู
ُِู ุจِุง ِّٰููู َูุง َْْูููู
ِ ุงْูุงٰ ุฎِุฑِ ۗ َูู
َุซَُููٗ َูู
َุซَِู ุตََْููุง ٍู ุนََِْููู ุชُุฑَุง ุจٌ َูุงَ ุตَุง ุจَูٗ َูุง ุจٌِู َูุชَุฑََููٗ ุตَْูุฏًุง ۗ َูุง َْููุฏِุฑَُْูู ุนَٰูู ุดَْูุกٍ ู
ِّู
َّุง َูุณَุจُْูุง ۗ َูุง ُّٰููู َูุง َْููุฏِู ุงَْْูููู
َ ุงِْٰููููุฑَِْูู
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 264)
▪️Orang yang pertama diadzab di hari kiamat
Bukan hanya amal yang sia2 namun ibadah dan pengorbanannya diganti dengan adzab.
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya.
Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’
Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’
Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya.
Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’
Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’
Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’
Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya).
Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’
Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”
Tiga perbuatan amal diatas menjadi sia2 hanya karena niat yang salah, maka sangatlah penting untuk memperbarui niat kita jangan merasa nyaman dengan adanya riya dalam hati kita. Jangan sampai juga tidak menjadi ibadah karena takut dikatakan riya.
▪️Allah akan mempermalukan orang itu dihadapan orang lain kelak di akhirat, makna nya bisa diperlihatkan pahala amalnya lalu dihancurkan atau Allah mengejek terhadap orang yg riya.
Imam Bukhari di dalam Shahih-nya membuat bab Ar Riya’ was Sum’ah dengan membawakan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ู
َْู ุณَู
َّุนَ ุณَู
َّุนَ ุงُููู ุจِِู . َูู
َْู ُูุฑَุงุฆِْู ُูุฑَุงุฆِู ุงُููู ุจِِู
“Barangsiapa memperdengarkan (menyiarkan) amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya, dan barangsiapa beramal karena riya’, maka Allah akan membuka niatnya (di hadapan orang banyak pada hari Kiamat)”.
[HR Bukhari no. 6499 dan Muslim no. 2987 dari sahabat Jundub bin Abdillah].
▪️Mendapatkan kegelisahan didunia
Orang beramal seharusnya tenang setelah melakukan amalan, sedangkan orang yg didalam hatinya ada riya maka dia akan merasa gelisah dengan amalannya dan itu akan sangat membuatnya tersiksa.
▪️Terjebak dalam kebahagiaan yang semu dan maksiat
▪️Merupakan sifat orang munafiq
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ุงَِّู ุงْูู
َُِِْٰููููู ُูุฎٰุฏِุนَُْูู ุงَّٰููู ََُููู ุฎَุง ุฏِุนُُูู
ْ ۚ َูุงِ ุฐَุง َูุง ู
ُْูุۤง ุงَِูู ุงูุตَّٰููุฉِ َูุง ู
ُْูุง ُูุณَุง ٰูู ۙ ُูุฑَุงุٓกَُْูู ุงَّููุง ุณَ ََููุง َูุฐُْูุฑَُْูู ุงَّٰููู ุงَِّูุง ًَِْููููุง
"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 142)
๐ท *HUKUM IBADAH yang TERCAMPUR RIYA*
Ada 3 Hukum Keadaan yaitu :
1️⃣ Riya Muncul Diawal dengan ingin mendapatkan sanjungan dan tidak sedikitpun mengharapkan wajah Allah maka jelas ibadah yg dilakukan bathil (tidak diterima disisi Allah)
2️⃣ Riya muncul ditengah2 dan ada dua keadaan yaitu :
▪️Ibadah yang tidak saling berkaitan antara awal dan akhir maka yang tidak diterima adalah amal yg tercampur riya.
Misalnya sedekah awal memberi uang 100rb lalu dalam amalan di hari lain nominal nya nya dinaikkan jd 500rb karena adanya sanjungan dari teman/orang lain.
▪️Ibadah saling berkaitan, Contoh sholat awalnya ikhlas di rakaat pertama kemudian dirakaat selanjutnya memperbagus bacaan karena ada seseorang yg ingin dia tunjukkan kemampuannya.
Ibadah ini ada dua keadaan yaitu:
๐นJika berusaha melawan dan beristigfar serta tdk merasa tenang dng hal itu maka ia tdk berdosa
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memaafkan umatku ketika ia tidak sengaja, lupa, dan dipaksa.”
(Hadits hasan, HR. Ibnu Majah no. 2045, Al-Baihaqi VII/356, dan selainnya)
๐นJika merasa nyaman dengan kesalahannya maka inilah yang tertolak
3️⃣ Riya muncul setelah selesai ibadah dengan menceritakan amalan ibadahnya yg dilakukannya dan ibadahnya gugur/hilang.
๐ *_Jangan fokus memperbanyak amal karena amal bisa banyak dilakukan namun yang berat adalah menjaga hati dari hal yang bisa menggugurkan amalan kita_*
Bagaimana jika seseorang bertobat atas dosa riya, apakah dosa diampuni dan pahala nya akan kembali❓
๐Pendapat 1
Dosa diampuni namun Pahala tidak bisa kembali karena dosa riya menggugurkan dan menghanguskan amalan seperti bangunan yg habis terbakar. Harus membangun kembali amalan dari awal
๐Pendapat ke 2
Dosa diampuni dan pahala bisa kembali, dan inilah pendapat yg terkuat.
๐ท *RIYA TERSELUBUNG*
1️⃣ Menceritakan kejelekan dan kekurangan orang lain dengan tujuan memperlihatkan serta menunjukkan dan membuktikan kebaikan yg sudah dilakukannya kepada orang lain. Dibalik meng ghibahi orang lain ia memeprlihatkan kebaikkan nya, orang ini mendapatkan dua dosa Riya dan ghibah
2️⃣ Menceritakan nikmat yg Allah berikan kepadanya dengan tujuan ujub bukan dengan maksud bersyukur atas nikmat yg didapat dari Allah
Allah Ta’ala berfirman,
َูุฃَู
َّุง ุจِِูุนْู
َุฉِ ุฑَุจَِّู َูุญَุฏِّุซْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
(QS. Adh Dhuha: 11).
3️⃣ Pamer dengan menceritakan sendiri amalannya tanpa ditanya
๐ท *CARA MENGHILANGKAN RIYA*
▪️Merenungi dan mengingat bahaya riya
▪️Merenungi hakekat orang yg diharapkan pujiannya, apalagi orang tersebut tidak mampu memberikan manfaat dan kebaikan kepada kita.
▪️Merenungkan/muhasabah kepada diri sendiri, apakah kita menjadi mulia dengan mengharapkan pujian orang lain, fokus menyempurnakan amalan
Muhammad bin Wasi’ rahimahullah ia berkata,
َْูู َูุงَู ِููุฐُُّْููุจِ ุฑِْูุญٌ ู
َุง َูุฏَุฑَ ุฃَุญَุฏٌ ุฃَْู َูุฌِْูุณَ ุฅََِّูู
“Andaikan dosa itu memiliki bau, tentu tidak ada dari seorang pun yang ingin duduk dekat-dekat denganku.”
(Muhasabah An-Nafs, hlm. 37. Lihat A’mal Al-Qulub, hlm. 373.)
▪️Berdoa dengan doa yg dianjurkan Rasulullah
"_Allahumma inni audzubika an usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka lima la a'lamu_ ."
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan menyekutukanMu di saat aku mengetahui dan aku mohon ampunan dari sesuatu yang aku tidak mengetahui."
▪️Berpandai-pandai menyembunyikan amal sholih, belajar beramal tanpa dilihat amalan kita oleh orang lain.
Ini juga wasiat para salaf sebagaimana perkataan Abu Hazim Salamah bin Dinar:
ุงูุชู
ุญุณูุงุชู ูู
ุง ุชูุชู
ุณูุฆุงุชู
“Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau sembunyikan keburukan-keburukanmu.”
๐ท *SAHABAT yang MENYEMBUNYIKAN SEDEKAH*
*Ali bin Husein*
Jarir bin ‘Abdul Hamid, dari. ‘Amr bin Tsabit, ia berkata,
ูู
ุงَّ ู
َุงุชَ ุนٌَِّูู ุจُْู ุงูุญُุณَِْูู، َูุฌَุฏُูุง ุจِุธَْูุฑِِู ุฃَุซَุฑًุง ู
ِู
َّุง َูุงَู َُُْูููู ุงูุฌُุฑُุจَ ุจุงَِِّْูููู ุฅَِูู ู
ََูุงุฒِِู ุงูุงَุฑَุงู
ِِู
“Ketika ‘Ali bin Al-Husain meninggal dunia, mereka mendapati di punggungnya itu ada bekas karena seringnya memikul kantong kulit pada malam hari ke rumah-rumah orang-orang yang susah.”
❓ *Q & A*
1️⃣ *Terkait doa untuk terhindar dari riya kapan dibaca*❓
➡️ Bebas dibaca diwaktu kapanpun, bahkan dianjurkan utk perbanyak doa diwaktu sujud dan jangan dikhususkan dibacanya diwaktu2 tertentu
2️⃣ *Cara meluruskan niat ditengah melakukan amalan agar tidak riya* ❓
➡️ Berusaha melawan dengan cara mengingat kembali bahwa mengharapkan pujian manusia tidak membawa manfaat dan berjuang ikhlas untuk ibadah dengan memperbarui niat.
✔️ *Silahkan share sebanyak-banyaknya semoga menjadi wasilah pahala jariyah bagi kita semua*
๐ _Semoga bermanfaat & jangan lupa untuk mengamalkan ilmunya_
❌ ```Tidak dibolehkan merubah catatan yang sudah ada tanpa ijin notulen```
Kesempurnaan hanya milik Allah kekurangan dan kealpaan dalam penulisan dan penyampaian sudahlah pasti milik saya pribadi
๐ _Mohon Maaf Lahir Bathin & Semangat Menuntut Ilmu_
๐ _Ita Ummu Nanda_
No comments:
Post a Comment