📝 *_N.I.A.T_* 📝
( _Kitab Tazkiyatun Nafs_)
🎙️ *Ustadz Haryanto*
*حفظه الله تعالى*
🕌 Masjid Nurul Muttaqien
📆 17 Sept 2024
🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿🍂
*Bab Lanjutan*
Kenikmatan yang kita dapatkan semua datang dari Allah dan kita yakini tidak ada sedikitpun kenikmatan yg bisa didapatkan dengan kekuatan kita kecuali datangnya dari Allah Subhana Wa Ta'ala.
Begitu juga dalam urusan agama, kita bisa hadir dalam kajian ini bukan karena kemampuan kita semata melainkan karena ditolong oleh Allah.
Mensyukuri nikmat menjadi sebuah nikmat dan nikmat itu harus diikat dengan rasa syukur.
Dengan cara apa mensyukuri nikmat❓Tidak menggunakan nikmat utk bermaksiat kepada Allah
Nikmat ada 2 macam :
▪️Nikmat dunia
▪️Nikmat agama dengan cara mensyukuri dan tidam menggunakan nikmat tersebut utk bermaksiat kepada Allah.
Bentuk kemaksiatan dalam agama yaitu tidak ikhlas dan ini sebagai bentuk ketidaksyukuran manusia kepada Allah maka jika itu terjadi nikmat tersebut akan hilang.
Menurut ulama bentuk syariat itu ada 2 macam yaitu : syariat keyakinan dan syariat Amal perbuatan yg menentukan adalah kekokohannya tergantung kepada amalan hati, seberapa kokoh bangunan akan tergantung pada pondasi dan pondasi ini adalah amalan badan/hati.
Niat bukan sekadar ucapan nawaitu (saya berniat). Lebih daripada itu, ia adalah dorongan hati seiring dengan futuh (pembukaan) dari Allah. Kadang-kadang ia mudah untuk dicapai, tetapi kadang-kadang juga sulit. Namun terkadang niat saja tidak cukup untuk melaksanakan suatu ibadah, maka dari itu syukuri setiap hidayah dari Allah.
Niat adalah perbuatan hati sebagaimana hadist berikut
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia mengatakan:
قال لي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، ذاتَ يومٍ يا عائشةُ ! هل عندكم شيٌء ؟ قالت فقلتُ : يا رسولَ اللهِ ! ما عندنا شيٌء قال فإني صائمٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadaku pada suatu hari: ‘Wahai Aisyah, apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)’. Aku menjawab: ‘wahai Rasulullah, kita tidak memiliki sesuatupun (untuk dimakan)’. Beliau lalu bersabda: ‘kalau begitu aku akan puasa’”
(HR. Muslim no. 1154).
Seseorang yang hatinya dipenuhi dengan urusan agama, akan mendapatkan kemudahan dalam menghadirkan niat untuk berbuat baik. Sebab ketika hati telah condong kepada pangkal kebaikan, ia pun akan terdorong untuk melakukan cabang-cabang kebaikan.
Jika urusan agama yg didahulukan maka Allah akan menghadirkan kemudahan dalam hatinya utk segala kelancaran, namun jika urusan dunia yg didahulukan maka hidup akan lebih sulit menjalani.
Kenapa yang melakukan kebaikan selalu mudah dalam menghadirkan niat baik❓
Karena mendapatkan support dari akalnya dan akal mempengaruhi hati utk berbuat baik.
Sebaliknya, orang yang hatinya dipenuhi dengan kecenderungan kepada gemerlap dunia, akan mendapatkan kesulitan besar untuk mencapai kebaikan. Bahkan dalam mengerjakan yang wajib sekalipun. Untuk “menghadirkan” niat dengan baik, ia harus bersusah-payah.
Kesempatan itu tidak muncul karena tidak ada keuntungan secara dunia dikarenakan pikirannya selalu tertuju pada dunia. Dia harus bersusah payah utk menghadirkan niat baik serta mengerjakan ibadah dan sangat sulit mengerjakan yg wajib.
Umar bin Khathab meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى الله وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتْهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ.
“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung kepada niat. Dan seseorang itu akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barang siapa niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya pun kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa niat hijrahnya kepada dunia yang diinginkannya atau wanita yang akan dinikahinya, hijrahnya pun untuk apa yang ia niatkan.”
(HR. Al-Bukhari no. 9; HR. Muslim no. 8/53)
#Makna Hadist
▪️Semua perbuatan dilakukan dengan menghadirkan niat terlebih dahulu
▪️Seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan entah itu kebaikan atau keburukan bukan sekedar apa yg dia kerjakan, walaupun niat baik tidak bisa merubah sesuatu yg haram menjadi ketaatan. Niat baik hanya bisa menjadikan sesuatu yg mubah menjadi ketaatan.
▪️Hijrah untuk Allah maka akan memdapatkan Allah dan Rasul Nya, ketika niatnya utk dunia maka penghinaan terhadap niat jeleknya.
Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata,
“Hadits ini adalah sepertiga dari ilmu.” karena ilmu mencakup 3 hal yaitu :
▪️Keyakinan
▪️Lisan
▪️Amalan badan
Sebagaimana perbuatan manusia terdiri dari hati, lisan dan anggota badan maka niat merupakan salah satu dari 3 hal tersebut, Wallahu a'lam bissawab
Ketaatan bisa berubah menjadi kemaksiatan karena niat. Begitu pun perkara yang mubah bisa menjadi kemaksiatan dan bisa juga menjadi ketaatan karena niat. Sedangkan kemaksiatan tidak akan berubah menjadi ketaatan karena niat. Tetapi justru masuknya niat ke dalam kemaksiatan akan menambah berat dosa dari kemaksiatan itu.
Abu Bakrah Nufa’i bin Harits Ats Tsaqafi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ » . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ « إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
“Apabila dua orang Islam yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada di dalam neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, lantas bagaimana gerangan yang terbunuh?” Beliau menjawab, “Karena ia juga sangat berambisi untuk membunuh sahabatnya.”
(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 31 dan Muslim no. 2888).
Pembunuh tentu saja telah melakukan dosa besar, ia pun diancam neraka. Demikian pula orang yang punya niatan untuk membunuh namun sudah kedahuluan terbunuh bisa diancam neraka pula. Ia dihukum demikian karena niatannya. Hal ini berbeda halnya jika seseorang membela diri, harta atau keluarganya lantas ia mati, maka semoga matinya adalah mati syahid.
Pada dasarnya, keabsahan suatu ketaatan itu terikat kepada niat. Begitu pula dengan pelipatgandaan pahalanya.
Jika seseorang punya amalan sedikit bagaimana bisa mendapatkan amalan besar❓kalikan amalan yang sedikit tersebut dengan amalan yang besar. Selain ikhlas menggabungkan niat bisa melipatgandakan pahala.
*Keutamaan Niat*
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu berkata,
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ أَدَاءُ مَا افْتَرَضَ اللهُ تَعَالَى، وَالْوَرَعُ عَمَّا حَرَّمَ اللهُ، وَصِدْقُ النِّيَّةِ فِيْمَا عِنْدَ اللهِ تَعَالَى.
“Amal yang paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah, bersikap wara’ terhadap yang diharamkan-Nya, dan meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi Allah.”
Wara yaitu menjaga diri dengan kehati2an terhadap apa yang diharamkan/membahayakan akhiratnya.
Sebagian salaf berkata,
رُبَّ عَمَلٍ صَغِيْرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيْرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ.
“Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat. Betapa banyak pula amalan besar menjadi kecil karena niat.”
Yahya bin Abu Katsir rahimahullah berkata,
تَعَلَّمُوْا النِّيَّةَ، فَإِنَّهَا أَبْلَغُ مِنَ الْعَمَلِ.
“Pelajarilah niat! Sesungguhnya niat itu lebih dapat menyampaikan kepada tujuan daripada amal.”
❓ *Q & A*
1️⃣ Antara akal dengan hati jika masalah dengan trauma ketakutan bagaimana menyikapinya❓
➡️ Bertawakal kepada Allah pada kondisi tersebut minta pada Allah ilmu yg bermanfaat dan dimudahkan dalam mengingat Allah, sehingga saat kita dihadapkan akan suatu trauma maka Allah yang akan kita ingat karena trauma tidak akan hadir terhadap seseorang yg selalu mengingat Allah.
2️⃣ Ketika sholat dalam pelafalan niat apakah pakai bahasa indonesia atau arab❓
➡️ Niat adalah kehendak hati dan harus tau dengan apa yg kita lakukan tidak perlu dilafadzkan karena niat itu letaknya dihati
3️⃣ Sebagai orang tua melakukan ibadah utk mengharapkan kesholehan anak apakah diperbolehkan❓
➡️ Boleh dan bukan merupakan suatu masalah karena merupakan bagian memenuhi kewajiban orang tua kepada Allah dalam hal mendidik anak
Anak suka marah dibangunin sholat subuh karena merasa tidak ada kewajiban karena sedang tidur, bagaimana menyikapi nya❓
➡️ Dari sisi ilmu mengingatkan anak dengan cara yang baik sesuai sabda Rasulullah
Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya.
Iman belum tumbuh dengan baik dalam hati bisa menjadi salah satu faktor penyebab dan perlu kasih sayang yg tulus dari orang tua tanpa persyaratan, hadirkan kecintaan kepada Allah agar anak bisa memprioritaskan Allah diatas segalanya.
✔️ *Silahkan share sebanyak-banyaknya semoga menjadi wasilah pahala jariyah bagi kita semua*
📍 _Semoga bermanfaat & jangan lupa untuk mengamalkan ilmunya_
❌ ```Tidak dibolehkan merubah catatan yang sudah ada tanpa ijin notulen```
Kesempurnaan hanya milik Allah kekurangan dan kealpaan dalam penulisan dan penyampaian sudahlah pasti milik saya pribadi
🙏 _Mohon Maaf Lahir Bathin & Semangat Menuntut Ilmu_
📝 _Ita Ummu Nanda_
No comments:
Post a Comment