Friday, February 12, 2016

Dilema Seorang Santi






“Kemana aja, sih, kamu? Lama banget! Aku dah kepanasan, tahu! Nyusahin suami aja, kamu itu!” kata lelaki itu sambil melempar helm dan tas istrinya. Beberapa pasang mata melihat adegan itu dengan pandangan heran dan terkejut, juga kasihan kepada sang istri. Sang istri, dengan berurai air mata, memunguti barang-barangnya yang berhamburan di tanah. Tak mampu berkata-kata. Terlihat handphone yang pecah layarnya, uang yang kotor dan basah karena terjatuh ke dalam selokan, dan pernak-pernik yang berantakan dan sebagian rusak. Orang-orang yang ada di tempat kejadian itu tergerak ingin membantu, tapi takut kepada sang suami. Khawatir dia akan semakin marah.

“Cepetan! Lelet banget sih, Santi!” bentak lelaki itu lagi, tak peduli dengan pandangan berpasang-pasang mata yang menyaksikan kejadian itu. Benar-benar tak tahu malu.

Santi, sang istri terus menunduk sambil memunguti barang-barangnya dengan tergesa. Setelah itu dia pun membonceng suaminya. Pulang. Sampai di rumah, ternyata emosi lelaki tadi masih meluap dan siap dimuntahkan saat itu juga. Begitu masuk rumah, pukulan tangannya yang besar mendarat di kepala, muka, dan badan sang istri yang bertubuh kecil itu. Santi jatuh ke lantai, dan matanya pun memar. Beberapa menit kemudian mulai membengkak dan mengaburkan pandangannya.

“Bang, sabar, Bang. Dengar dulu penjelasanku,” kata Santi melihat emosi suaminya yang masih tinggi.

“Aku nggak mau dengar apa pun alasanmu. Sebagai istri harusnya kamu tahu, hanya taat pada suami, bukan pada atasanmu! Bukan pada kerjaanmu!” jawab lelaki itu yang malah semakin marah.
“Tadi pagi kan, aku sudah minta izin untuk masuk kerja hari ini. Dan kamu mengizinkan. Kalau aku masih menyelesaikan tugasku, sampai membuatmu menunggu agak lama, bukan maksudku untuk tidak taat. Lagi pula, kita makan dari hasil pekerjaanku, kan?”
“Terserah!” kata lelaki itu sambil masuk kamar.
“Ooo ... jadi begitu? Baik. Sekarang, ambil semua barang kamu, dan keluar dari rumahku!” jawab Santi tak kalah sengit.
Tak menunggu lama, lelaki itu langsung mengemasi barang-barang yang bisa ia bawa, memasukkannya ke dalam mobil, dan pergi.
Bersambung ...

#One Day One Post
#Februari Membara
#10th Day

No comments: