Remaja dalam bahasa Arab disebut dengan murohaqah. Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun, menurut Permenkes No. 25 tahun 2014.
Dalam syariat Islam, tidak ada istilah remaja, yang ada adalah belum mukallaf dan mukallaf. Anak kecil disebut belum mukallaf karena belum memiliki dosa. Ketika dia berbuat maksiat, yang menanggung dosanya adalah orang dewasa (mukallaf) yang telah mengajari atau menginspirasinya.
Sedangkan mukallaf adalah orang yang sudah baligh. Sehingga dia sudah menanggung dosanya sendiri apabila dia berbuat maksiat. Mukallaf artinya, dia sudah mendapatkan taklif atau beban syariat, sudah harus melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Apabila dia tidak melakukan kewajiban-kewajiban tersebut, maka dia berdosa.
Tanda-tanda baligh adalah
1. Berusia 15 tahun
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، قَالَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ، قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَرَضَهُ يَوْمَ أُحُدٍ وَهْوَ ابْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ سَنَةً، فَلَمْ يُجِزْنِي، ثُمَّ عَرَضَنِي يَوْمَ الْخَنْدَقِ وَأَنَا ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ فَأَجَازَنِي. قَالَ نَافِعٌ فَقَدِمْتُ عَلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ وَهْوَ خَلِيفَةٌ، فَحَدَّثْتُهُ هَذَا الْحَدِيثَ، فَقَالَ إِنَّ هَذَا لَحَدٌّ بَيْنَ الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ. وَكَتَبَ إِلَى عُمَّالِهِ أَنْ يَفْرِضُوا لِمَنْ بَلَغَ خَمْسَ عَشْرَةَ.
Rasulullah (ﷺ) memanggilku untuk hadir di hadapannya atau menjelang perang Uhud, ketika aku berumur empat belas tahun saat itu, dan dia tidak mengizinkanku untuk ikut serta dalam perang itu, namun dia memanggil aku di depannya pada malam pertempuran Parit ketika aku berusia lima belas tahun, dan dia mengizinkanku (untuk ikut berperang)." Nafi` berkata, "Aku pergi menemui `Umar bin `Abdul `Aziz yang Khalifah saat itu dan menceritakan kisah di atas kepadanya, Beliau bersabda, “Usia ini (lima belas tahun) adalah batas antara masa kanak-kanak dan kedewasaan,” dan menulis surat kepada para gubernurnya untuk memberikan gaji kepada mereka yang mencapai usia lima belas tahun.
(HR. Bukhari No. 2664)
Berdasarkan hadits di atas, walaupun seseorang belum mimpi basah atau belum haid, tetapi sudah berumur 15 tahun, maka dia sudah baligh dan mukallaf.
2. Tumbuh bulu kemaluan yang tebal dan hitam
Dalilnya hadis dari 'Athiyah Al Qurzhi :
عن عَطيَّةُ القُرظيُّ قالَ : كنتُ مِن سَبيِ بَني قُرَيْظةَ، فَكانوا ينظُرونَ، فمَن أنبتَ الشَّعرَ قُتِلَ، ومن لم يُنبِتْ لَم يُقتَلْ وفي روايةٍ قال : فَكَشفوا عانَتي فوجَدوها لم تُنبِتْ فجَعلوني في السَّبيِ
Dari 'Athiyah Al Qurzhi dia berkata,"Dulu saya termasuk tawanan Bani Quraizhah. Mereka (pasukan kaum muslim) melakukan pemeriksaan. Siapa saja yang sudah tumbuh rambut kemaluannya, maka dia dihukum mati. Sedang barangsiapa yang belum tumbuh, maka tidak dihukum mati." Dalam satu riwayat disebutkan, "Mereka memeriksa rambut kemaluanku dan mereka dapati rambut kemaluanku belum tumbuh, maka mereka hanya menjadikan aku tawanan perang (tidak dihukum mati)." (HR Abu Dawud, no. 4404, Al Baihaqi, no. 11648 & 18479).
3. Mimpi basah (ihtilam) atau keluar air mani dengan rasa nikmat, baik dalam keadaan sadar maupun bermimpi
Hal ini berdasarkan hadits dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu:
عن عليِّ بن أبي طالبٍ رَضِيَ اللهُ عنه: أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: رُفِع القَلمُ عن ثلاثةٍ: عن النَّائمِ حتَّى يستيقظَ، وعن الصَّبي حتَّى يحتلِمَ، وعن المجنونِ حتَّى يَعقِلَ
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Diangkat pena (taklif syariah) dari tiga golongan; dari orang tidur hingga dia bangun, dari anak kecil hingga dia mimpi basah (ihtilaam), dari orang gila hingga dia sehat akalnya." (HR Tirmidzi, An Nasa'i, dan Ahmad).
Maksudnya "diangkat pena" adalah tidak ditulis sebagai dosa.
4. Haid (untuk perempuan)
Di dunia Barat, remaja bebas melakukan apa pun dan belum dikenai hukuman karena dianggap masih anak-anak, masih mencari jati diri.
No comments:
Post a Comment