Rizq Palace, Makkah
22 Juni 2022
Bismillah
Sore itu, kajian pertama di Rizq Palace, Makkah. Karena Ustadz Sona'i belum datang, maka yang memberikan tausiyah adalah Ustadz Faiz. Ustadz Faiz ini, dulu pernah mengajar di sekolah yang sama dengan saya, jadi sudah kenal. Ternyata beliau sudah sering pergi umroh bersama jamaahnya.
Pada hari sebelumnya, beliau juga yang memimpin rombongan bus kami untuk melafazkan talbiyah sekaligus memberikan tausiyah juga. Lagi-lagi, kami para jamaah diingatkan untuk meluruskan niat ibadah haji. Selain itu, kami juga dianjurkan untuk meminta doa restu kepada orang tua dan juga keluarga yang lain. Tidak hanya doa restu, tetapi juga keridhoan mereka, mungkin selama ini kita memiliki kesalahan kepada mereka. Agar hati kita bersih, maka kita harus meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah kita dzalimi, terutama keluarga dekat.
Saat itu, hati saya benar-benar tersentuh sehingga saya pun langsung mengirim pesan kepada suami dan Bude untuk meminta maaf sekaligus minta doa mereka agar ibadah haji ini mabrur.
Selain itu, Ustadz Faiz juga sedikit menjelaskan tentang masyarakat Madinah dan Makkah. Saya baru tahu, ternyata mereka pun memiliki perbedaan. Sama seperti orang Sunda dengan orang Jawa. Menurut pengalaman beliau, orang Makkah wataknya lebih kasar. Sedangkan orang Madinah lebih lembut. Ini membuktikan keberhasilan dakwah Rasulullah di Madinah sehingga akhlak mereka benar-benar menyerupai akhlak Rasulullah.
Berbeda dengan orang Makkah, walaupun mereka merupakan asalnya Rasulullah, tetapi kebersamaan mereka dengan Rasulullah hanya sebentar. Sehingga dakwah pun tidak terlalu mewarnai mereka, sebagaimana yang terjadi dengan penduduk Madinah. MaasyaaAllah.
Berikut di antara tausiyah yang disampaikan beliau.
Cinta itu buah dari mengenal. Kita akan mencintai Allah dan Rasul-Nya kalau kita sudah mengenal Allah dan Rasul-Nya.
Haji: menyengaja berkunjung ke Baitullah untuk ibadah
Umroh: berkunjung ke Baitullah untuk ibadah
Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat kita di area Makkah, meskipun bukan di Masjidil Haram, tetap mendapatkan pahala yang sama, yaitu 100.000 lebih baik daripada shalat di masjid lain. Tetapi, ternyata, kita itu ke Masjidil Haram bukan hanya untuk shalat, tetapi untuk thawaf. Dan, Thawaf hanya bisa dilakukan di sana. Oleh karena itu, alangkah ruginya kita kalau mendapatkan kesempatan berhaji atau umroh tetapi tidak memperbanyak Thawaf.
Luruskan niat
Fadhilah tasbih, tahmid, tahlil: Allah bangunkan sebuah pohon/bangunan di surga.
Thawaf
Pandang Kakbah dengan kerinduan (Allahu Akbar 3x Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar)
I'tikaf
Niatkan untuk i'tikaf saat berada di Masjidil Haram, walaupun hanya beberapa jam. Semoga menjadi pahala buàt kita.
Khotmil Qur'an
Kita ini memiliki waktu yang banyak saat ibadah haji, 30 hari. Dalam waktu yang lama itu, pekerjaan kita hanya beribadah kepada Allah, fokus untuk akhirat. Kita tidak memikirkan pekerjaan dunia, karena semuanya kita tinggal di tanah air. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak ibadah, salah satunya membaca Al-Qur'an. Usahakan selama ibadah haji ini, kita bisa mengkhatamkan Al-Qur'an. Saya sendiri, alhamdulillaah bisa khatam tiga kali. Seharusnya bisa 4 atau 5 kali, karena kita benar-benar tidak diganggu dengan pekerjaan dunia. Tidak memasak, mengajar, melayani suami dan anak-anak, dan sebagainya. Seharusnya. Tapi ya, namanya ibu-ibu, tinggal bersama ibu-ibu yang lain, nggak bisa lepas dari ngobrol. Sayang sekali, ya.
Laa ilaaha illallah 100 >>> perbanyak tahlil agar ketergantungan kepada makhluk akan pudar, dan jiwa pun akan merasa tenang.
Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Surga diliputi dengan perkara yang... Neraka diliputi
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)
No comments:
Post a Comment