Sudah menjadi kebiasaan di sekolah tempat saya mengajar, setiap hari Rabu, dua pekan sekali, ada kajian yang disampaikan oleh Bapak Direktur Pendidikan. Namun, sejak tahun ajaran ini, dipindah ke hari Sabtu karena siswa pulang bada Ashar. Jadi, tidak memungkinkan untuk kajian seperti biasa. Hanya pada saat anak-anak ujian atau saat bulan Ramadan seperti saat ini, barulah bisa dilaksanakan lagi.
Hari Rabu kemarin, tanggal 20 Maret 2024, Ustadz Hasan memberikan tausiyah tentang Ramadan. Ramadan yang mulia, yang hadir hanya setahun sekali, jangan sampai kita abaikan. Jangan sampai kita isi dengan ibadah yang biasa-biasa saja, yang sama seperti bulan-bulan selain Ramadan.
Kita harus memuliakan tamu istimewa ini dengan mengisinya dengan berbagai ibadah yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih sungguh-sungguh. Secara kualitas dan kuantitas, harus lebih baik daripada sebelas bulan lainnya di luar Ramadan. Apalagi, kita tidak tahu, apakah tahun depan masih bisa bertemu dengan Ramadan lagi. Jangan sia-siakan.
Bila selama ini kita membaca Al-Qur'an hanya beberapa halaman sehari, usahakan saat Ramadan ini bisa satu juz sehari, sehingga bisa khatam minimal satu kali dalam bulan Ramadan ini. Lihatlah para ulama salafush shalih, yang begitu bersemangat ibadah dalam bulan Ramadan, terutama tilawah Al-Qur'an. Imam Syafi'i bisa khatam 60 kali selama Ramadan. Berarti satu hari dua kali khatam, MaasyaaAllah. Apa kabar diriku?
Kata salah seorang sahabat Rasulullah sekaligus salah satu Khulafaur Rasyidin, Utsman bin Affan, barangsiapa yang tidak bisa betah membaca Al-Qur'an, berarti dalam hatinya ada penyakit. Na'udzubillahi min dzalik.
Itulah yang terjadi saat ini. Orang lebih betah dengan gawai daripada Al-Qur'an. Orang bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa rasa lelah dan ngantuk saat bersama setan gepeng itu. (Pinjam istilah Abah Ihsan🤭). Kok bisa, ya? Padahal selama Ramadan, setan dibelenggu, tidak bisa menggoda manusia. Ya, itulah hawa nafsu. Jadi, yang paling berperan di sini adalah hawa nafsu kita yang tidak bisa mengendalikan diri sendiri.
Ramadan itu sangat istimewa, bahkan saking istimewanya, Allah anugerahkan pula di dalamnya malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, setara dengan 83 tahun 4 bulan, InsyaaAllah. Bahkan umur manusia zaman sekarang pun, jarang yang sampai segitu.
Lailatul Qadar itu datang pada sepuluh terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil. Salah satu malam ganjil. Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut. Kalau bisa, kita begadang semalaman tidak tidur agar bisa beribadah sebanyak-banyaknya. Inilah begadang yang dianjurkan. Selain pada malam Lailatul Qadar ini, begadang itu dilarang karena menzalimi diri sendiri. Tidak memberikan hak istirahat kepada tubuh.
Bismillah ... Sekarang sudah sepuluh hari kedua bulan Ramadan. Masih ada kesempatan untuk fastabiqul khoirot dan mempersiapkan diri untuk menyambut Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bertemu dan beribadah sebanyak-banyaknya di malam Lailatul Qadar sehingga kita bisa mendapatkan pahala dan kemuliaan yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻
No comments:
Post a Comment