Thursday, March 28, 2024

Pentingnya Memaksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadan


Bismillah


Kajian kali ini (Selasa, 26 Maret 2024) disampaikan oleh Syekh Dr. Sulthon Ath-Thubaisyi Hafizhahullah. Beliau merupakan profesor dan guru besar jurusan Hadits di Qism Dirosat Islamiyah King Saud University, Riyadh. Sedangkan penerjemahnya adalah Ustadz Andi Setio Hafizhahullah, yang merupakan alumnus LIPIA dan dosen di Madinah Salam.



Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan dimulai dari hari ke-20, malam ke-21. Pada sepuluh malam terakhir ini, Rasulullah sangat bersemangat dalam beribadah, tidak seperti pada hari-hari lainnya. Bahkan beliau sampai mengencangkan sarungnya. 



Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).


MaasyaaAllah, beliau yang sudah dijamin masuk surga, tetapi masih semangat dan giat beribadah. Seharusnya kita lebih giat lagi. Semoga Allah mudahkan 🤲🏻



Mengapa Rasulullah sangat bersemangat pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan? Tentunya karena waktu tersebut sangat istimewa, tidak seperti hari-hari yang lain. Apa keistimewaannya?



Pada sepuluh malam terakhir tersebut terdapat Lailatul Qadar, yang menurut Rasulullah, terdapat pada malam ganjil. 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ 
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr: Ayat 3)


MaasyaaAllah, begitu banyak kemuliaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bisa mendapatkannya, aamiin.


Pada malam tersebut, kita disunnahkan untuk memperbanyak amal shalih, seperti:
- menjaga shalat fardhu dan shalat Tarawih,
- semangat membaca Al-Qur'an,
- semangat menjauhi dan meninggalkan kemaksiatan, 
- mengerjakan i'tikaf dengan tujuan untuk memfokuskan hati kita hanya beribadah kepada Allah, untuk menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, dan untuk mencontoh perilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.



Amal ibadah yang bisa dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan adalah sebagai berikut.

1. I'tikaf 
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat beri'tikaf adalah:
- dimulai pada malam ke-21,
- lakukan di tempat yang nyaman,
- jauhi teman yang berpotensi untuk mengajak ngobrol,
- boleh dilakukan 1-2 hari saja, atau 1-2 jam saja; niatkan i'tikaf meskipun hanya sebentar.



Beberapa syarat  i'tikaf yaitu tidak keluar dari masjid kecuali ada uzur, menghindari obrolan yang tidak bermanfaat, dan memperbanyak dzikir serta membaca Al-Qur'an.



2. Memperbanyak Qiyamullail
3. Memperbanyak Tilawatil Qur'an
     Usahakan bisa meng-khatamkan Al-Qur'an minimal satu kali dalam bulan Ramadan. 
4. Shadaqah
Karena shadaqah dapat menghapus kesalahan, menjadi sebab untuk kita mendapatkan naungan Allah nanti di Yaumil Akhir, dan dapat menyembuhkan penyakit. 


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,

1- Imam (pemimpin) yang adil.

2- Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.

3- Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4- Dua orang yang saling mencintai karena Allah, di mana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5- Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan, “Sungguh aku takut kepada Allah.”

6- Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7- Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031).

 

Dari Al-Aswad bin Yazid, dari ‘Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Mintalah kesembuhan penyakitmu (kepada Allah) dengan bersedekah.” (HR. Al-Baihaqi, 3:193. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al-Jaami’, 3358)


5. Memperbanyak doa
Karena doa merupakan intisari ibadah. Sebaik-baik ibadah adalah berdoa kepada Allah (Yahya ...). Sahabat Urwah berdoa setiap hari, layaknya membaca Al-Qur'an setiap hari.

Doa pada malam Lailatul Qadar:

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.


Demikian amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. 





Hadits-hadits di atas disalin dari: https://rumaysho.com

No comments: