Tuesday, March 16, 2021

Melahirkan



Bismillaahirrahmaanirrahiim


Menulis semudah bernapas. Itu jargon Pak Cahyadi Takariawan. Bagi saya, hal itu belum berlaku. Masih banyak hambatan dan rintangan yang harus dihadapi. Menulis masih memerlukan pemikiran panjang dan mendalam. 


Seperti tadi saat rapat. Kami diminta memberikan masukan untuk membuat kalimat motivasi yang akan dicantumkan di gantungan kunci. Ganci ini rencananya akan diberikan kepada siswa sebagai souvenir nanti saat Pesantren Ramadan. Banyak teman yang menodong. "Ayo, Bu Nindy!" Tapi, saya mah apa atuh. Tidak bisa disuruh tiba-tiba begitu.


Entahlah, saya bisa menulis, tetapi ya, namanya masih belajar, masih perlu bimbingan. Belum secanggih Pak Cah, Bu Ida, Bang Syaiha, dan guru-guru lainnya. Mereka menulis dan merangkai kata sudah seperti bernapas saja. Nggak usah banyak pertimbangan. Lha, saya?


Makanya, saat akhirnya bisa menyelesaikan buku ini, rasanya luar biasa. Alhamdulillaah, akhirnya Allah izinkan saya untuk bisa menerbitkan buku. Meskipun saya tidak tahu, apakah ada kebaikan di dalamnya atau tidak. Tetapi, saya berharap, buku ini dapat memberikan banyak manfaat dan inspirasi. Saya berharap, buku ini bisa menjadi salah satu ladang pahala, amal jariyah dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Sehingga, akan mengalirkan pahala yang terus mengalir hingga yaumil akhir. Aamiin yaa rabbal'aalamiin.

Bukan hal yang mudah untuk menyelesaikan buku ini. Saat perencanaan, saya mencanangkan waktu 30 hari saja untuk membuat satu buku dengan 200 halaman A5. Saat itu saya begitu yakin bisa merampungkannya tepat waktu karena sudah memiliki simpanan naskah.

Tapi, realita tidak sesuai dengan harapan dan impian. Tulisan yang saya tuntaskan berdasarkan outline yang sudah disetujui Pak Cah, ternyata hanya dapat mencapai 150 halaman. Inilah awal "stuck" itu. Pusing mencari ide untuk menggenapkan 200 halaman, ditambah lagi penggunaan laptop yang harus bergantian dengan anak gadis yang harus mengerjakan tugas kuliah, membuat naskah mangkrak semakin lama.


Akhirnya, di akhir tahun, sampai juga jumlah halaman yang dituju. Begitu selesai, bingung mencari penerbit. Sudah dapat penerbit, ternyata kerjanya lambat. Satu setengah bulan menunggu cover selesai. Setelah selesai, ternyata Pak Cah kurang suka. Pindahlah ke penerbit rekomendasi beliau. 

Alhamdulillaah, kerjanya cepat, responsnya juga cepat. Tapi, ternyata covernya pun seadanya. Mungkin karena biayanya murah meriah. Akhirnya pakai cover yang pertama. Itu pun tidak mulus. Ternyata ada kendala huruf. Hingga saat ini, masalah per-cover-an belum tuntas juga. 


Hanya bisa berharap kepada Allah. Semoga Allah mudahkan proses penerbitan buku perdana ini. Bisa best seller, seperti kata Kang Ade KMO. Karena, kalau best seller, berarti semakin banyak pembaca yang akan mendapatkan manfaat positif dari tulisan yang masih receh ini. 

No comments: