Erna Septiana
(Sekolah Menulis Indonesia)
Persiapan Awal
Agar mudah menciptakan ide, bertubi-tubi ide datang, terdapat persiapan awal yang mesti teman-teman perhatikan sebagai berikut :
Pertama, menentukan alasan kuat menulis.
Bagi saya menulis ialah kebutuhan jiwa karena menulis saya jadikan sebagai self healing (penyembuh diri) Dari menulis saya mendapatkan ketenangan hati dan pikiran pun perlahan mampu terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis menjadikan saya lebih baik, masalah mudah terurai, memberikan benang-benang solusi. Setiap tulisan atas permasalahan hidup yang awalnya berupa coretan atau tulisan kasar, kemudian saya kembangkan menjadi bentuk yang lebih layak untuk dibaca, memiliki alur sebab akibat yang akan memudahkan pembaca untuk memahami dan menangkap pesan yang ingin saya sampaikan.
“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!” Imam Al-Ghazali.
Dari kata bijak Imam Al-Ghazali membuat saya mantap untuk memperbaiki tulisan, saya ingin bisa menulis karena menulis ialah lisan kedua, setiap apa yang kita tulis sama dengan apa yang kita ucap, sama-sama menyuarakan isi pikiran dan hati hanya berbeda perantara. Jadi, jika saya ingin menyampaikan pesan baik, maka penyampaiannya juga harus baik agar mudah diterima dan dipahami.
Teman-teman bisa menentukan alasan kuat menulis sejak awal masuk dunia kepenulisan karena dengan alasan yang kuat, teman-teman tidak mudah bosan, berhenti di tengah jalan baik terpikir kehabisan ide, tidak mendapat pujian atau apresiasi, takut celaan dan sebagainya.
Kedua, mengenal diri sendiri.
Mengenal diri sendiri ialah upaya kita mengetahui seluk beluk diri sendiri, segala kurang dan lebihnya.
Keuntungan Mampu Mengenal Diri Sendiri :
1. Dengan mengenal diri sendiri, menjadikan kita teguh pendirian, tidak mudah goyah terhadap apa yang di luar kendali kita misalnya, ada teman yang tidak suka atas keputusan kita menjadi seorang penulis, kita bisa mengabaikan mereka karena kita memiliki alasan kuat menulis, kita pun percaya terhadap apa yang ada di dalam diri kita untuk bisa menciptakan sebuah tulisan yang layak dibaca, mengubah suatu hal yang kurang baik menjadi baik atau alasan yang lainnya.
2. Dengan mengenal diri sendiri, menjadikan kita bijaksana. Tidak mudah iri hati atas keberhasilan orang lain atas kelebihan mereka, tidak mudah berbangga diri hingga merendahkan orang lain (ujub) atas keberhasilan yang kita peroleh.
3. Lebih dekat dengan diri sendiri lebih kaya ide karena kita tahu jangkauan diri kita atau batasan diri kita mulai dari kekurangan hingga kelebihan sehingga kita bisa mengatur dan mengelola setiap apa yang ada di dalam diri kita (di bawah kendali kita) untuk bersama-sama menciptakan suatu ide yang menarik untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.
4. Lebih bisa berdamai dengan masalah, mencintai diri sendiri, dan banyak lagi keuntungan mencintai diri sendiri yang tentunya membuat kita mampu bertahan di setiap situasi dan kondisi dalam menjalani kehidupan ini.
1. Membaca
Mengapa harus membaca?Karena dengan membaca kita bisa mendapatkan inspirasi ide, mengetahui kelebihan dan kekurangan karya orang lain sehingga kita memiliki pandangan akan seperti apa karya yang akan kita ciptakan nanti. Membaca menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman (menambah amunisi penulis) Selain itu, dengan membaca akan menghasilkan tulisan yang baik karena ketika kita membaca sebenarnya kita meniru cara menulis orang lain, gaya bahasanya, strukturnya, teknik showing, penggunaan diksi, cara menyampaikan amanat, membangun karakter tokoh, penyajian alur cerita, latar dan banyak lagi manfaat membaca bagi seorang penulis.
2. Mendayagunakan Indra
Apa saja indra yang dipinjamkan Tuhan kepada kita?🤔
Sepatutnya kita bersyukur atas pinjaman-Nya, dengan mendayagunakannya😊
Indra manusia terdiri atas indra peraba, indra perasa, indra penglihatan dan indra pendengaran. Ide bisa kita ciptakan dengan mendayagunakan indra. Bagaimana suasana di musim dingin, musim panas, bagaimana bunyi rintik hujan, bagaimana warna, suara, ketajaman mata burung elang, bagaimana aroma tanah yang basah selepas diguyur hujan, bagaimana rasa pedas hingga membuat orang menangis saking pedasnya, bagaimana ketika tubuh ditikam, bagaimana bunyi sirine ambulans. Semua ini memanfaatkan indra untuk menciptakan sebuah tulisan yang benar-benar seperti aslinya (bernyawa)
3. Merenung
Merenung ialah berdiam diri sambil memikirkan sesuatu. Cukup meluangkan sedikit waktu dalam sehari untuk merenung.
Merenung berbeda dengan melamun ya😄
👉🏻 Merenung memiliki tujuan, yang dipikirkan jelas dan berdampak pada kebaikan misalnya, menemukan hikmah di setiap kejadian yang telah berlalu, mengetahui kesalahan yang diperbuat, lebih bisa mengenal diri sendiri, berdamai dengan masalah, lebih bisa mengatur waktu, lebih bersemangat.
👉🏻 Melamun tidak memiliki tujuan, yang pikiran melayang-layang tidak jelas justru membuang-buang waktu. Ide bisa diciptakan melalui perenungan.
4. Mendengarkan cerita orang lain
Orang-orang disekitar kita mungkin teman, sahabat, tetangga, saudara yang membagikan curahan hati mereka kepada kita. Selain, memberikan solusi terhadap permasalahan mereka, permasalahan mereka juga menjadi pembelajaran bagi kita. Permasalahan mereka bisa kita angkat menjadi sebuah karya😊
5. Mencermati pengalaman orang lain
Ide bisa kita ciptakan melalui jalan hidup orang lain. Bisa kita jadikan karya dengan menyembunyikan identitas aslinya atau memodifikasinya agar lebih menarik, tepat dan amanatnya mudah ditangkap pembaca (mengambil garis besar pengalaman orang lain)
6. Menulis tulisan bebas/coretan/ide liar
Apapun yang terlintas hendaknya ditulis di buku catatan, note handphone atau yang lainnya. Ide liar suatu hari nanti akan menjadi penguat ide lain, menyatu padu, matang dan melahirkan suatu karya😊
7. Menulis selepas beribadah misalnya, salat
Selepas melaksanakan ibadah, salat coba luangkan sedikit waktu, mengambil selembar kertas atau buku catatan dan pena, tuangkan segala hal yang ingin teman-teman utarakan.
Saya telah melakukannya dan ide bisa mengalir dengan cara ini. Selain itu, berdoa dalam tulisan, bisa mengalirkan ide😊