Saya tinggal di kamar 908. Kali ini kami hanya berempat. Bu Siti terpisah dari kelompok kami. Tetapi kamarnya masih berdekatan. Dan, kami pun masih sering ngobrol bersama. Kebersamaan yang pernah terjalin di kamar 714, terus merekat seperti saudara. Padahal kami baru bertemu.
Hotel Rizq Palace levelnya lebih rendah daripada Manazil Al Rahma. Walaupun begitu, tetap nyaman dan menyenangkan. Di sisi lain, Rizq Palace lebih lengkap karena ada mesin cuci di setiap lantai. Sedangkan untuk menjemur pakaian, tersedia di roof top. Enaknya di Makkah, menjemur sebentar, tidak perlu seharian seperti di Indonesia, pakaian langsung kering. Bahkan, sering juga kami menjemur di kamar mandi atau di balik gorden. Walaupun membutuhkan waktu agak lama, tapi lumayan lah. Daripada harus naik ke roof top.
Meskipun ada beberapa hal yang tidak sebagus di hotel Manazil Al Rahma, kami mendapat pelayanan yang baik dari Rizq Palace. Selain itu, kami pun memperoleh hadiah dari pihak manajemen hotel. Kami yang berjumlah sekitar 2.000, semua mendapatkan sebuah jubah khas Arab Saudi.
Menjelang pulang ke Indonesia, kami mendapat hadiah lagi. Tetapi, kali ini tidak semua orang mendapatkannya. Dari satu rombongan, tersedia 6 hadiah berupa handphone. Hadiahnya pun diundi. Alhamdulillaah, saya tidak termasuk yang mendapatkannya.
Satu lagi hadiah yang kami dapatkan. Kali ini dari Shireen, salah seorang admin hotel yang masih muda dan cantik. Shireen ini keturunan Indonesia Arab. Ibunya asli Lombok, ayahnya Mekah. Shireen memberi kami, masing-masing sebuah gantungan kunci bergambar Ka'bah, Masjidil Haram, atau Masjid Nabawi.
MasyaaAllah tabarakallah. Benar-benar kenikmatan luar biasa, menjadi jamaah haji. Semoga nanti Allah izinkan kembali saya dan keluarga untuk menjadi tamu Allah. Aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲🏻
No comments:
Post a Comment