Bismillaah
Tantangan dan Peluang Meningkatkan Literasi Sekolah
Oleh: Nindyah Widyastuti
Saya, Nindyah Widyastuti, adalah seorang guru di SDIT Al Hidayah, Lippo Cikarang, Bekasi atau Al Hidayah Islamic School (AHIS). AHIS memiliki perpustakaan yang sangat memadai karena memiliki koleksi buku yang cukup banyak dan ruangan yang nyaman, yang membuat para siswa betah berada di sana untuk membaca atau bermain permainan edukatif.
Walaupun fasilitas perpustakaan sudah sangat memadai, ditambah lagi dengan adanya pojok buku di setiap ruang kelas, ternyata tidak membuat para siswa otomatis suka membaca buku. Kurangnya minat baca dan menulis siswa, sangat dipengaruhi oleh adanya gawai yang sudah menjadi teman meraka sehari-hari sehingga membaca menjadi aktivitas yang kurang seru dan asyik.
Untuk mendorong siswa agar lebih melek literasi, selain melibatkan para guru, AHIS juga mengadakan festival literasi setiap enam bulan sekali. Aneka lomba yang berkaitan dengan literasi sudah diselenggarakan untuk menumbuhkan minat literasi siswa. Tetapi, animo siswa untuk berpartisipasi masih kurang, terutama siswa laki-laki.
Supaya para siswa lebih bersemangat dalam membaca dan menulis, maka kegiatan yang sudah berjalan perlu ditambah dengan beberapa program baru. Praktik baik yang bisa dilaksanakan misalnya reading challenge atau bedah buku. Semoga dengan kegiatan itu semakin menambah semangat siswa untuk suka membaca.
***
Itu adalah artikel yang saya ajukan saat mendaftar GML (Guru Motivator Literasi). Bersaing dengan, katanya sekitar 7.000 peserta, alhamdulillah saya lolos. Dan, kabarnya lagi, akan diterbitkan menjadi buku antologi.
Namun, sayangnya saya tidak bisa melanjutkan program ini, meskipun sudah lolos seleksi. Hal ini karena program tersebut ternyata berbayar.
Jadi, pada program GML ini, kami para guru mengajak siswa, rekan guru, dan kepala sekolah untuk menulis. Nanti, tulisan itu, akan dibukukan dan dilombakan. Nah, syarat naskah yang bisa dilombakan adalah yang bukunya diterbitkan. Masalahnya, diterbitkannya tidak hanya satu, tetapi sebanyak peserta yang ikut menulis dalam buku tersebut, buku yang akan dijadikan antologi.
Terus terang, berat bagi saya untuk melakukan itu. Apalagi untuk lomba yang berbayar, sekolah kami tidak pernah mau ikut, karena syubhat, bisa mengandung unsur judi.
Tapi, saya tetap bersyukur karena sudah bisa lolos seleksi artikel. Ini bisa menjadi sarana untuk mengetahui seberapa kemampuan diri saya, sekaligus untuk mengasah diri. Juga untuk memotivasi diri agar kembali rutin menulis. Semoga Allah mudahkan. 🤲🏻
No comments:
Post a Comment