Rizq Palace, 26 Juni 2022
Ustadz Sona'i Abdurrahman, Lc.
Dalam agama kita, Islam, banyak sekali amalan yang bisa mendatangkan pahala. Bahkan, kita mudah sekali mendapat pahala dari amal ibadah maupun perbuatan yang sangat sederhana. Allah begitu Maha Pemurah. Walaupun baru tebersit niat untuk berbuat baik, sudah dicatat sebagai satu pahala. Namun, ketika kita berniat buruk, Allah belum mencatatnya sebagai dosa. MaasyaaAllah.
Selain mudah dalam mendapatkan pahala, Allah pun menetapkan beberapa amalan yang pahalanya bisa berlipat ganda. Amalan-amalan tersebut dapat dilipatgandakan pahalanya ada yang berdasarkan waktu, dan ada yang berdasarkan tempat.
Amalan yang dilipatgandakan pahalanya berdasarkan waktu:
- hari Jumat bada Ashar (memperbanyak doa, dzikir, tilawah Al Qur'an)
- sepertiga malam terakhir
(memperbanyak istighfar)
- sepuluh terakhir bulan Ramadhan
- bulan-bulan haram: Dzulqadah,
Dzulhijjah, Muharram, Rajab
- hari Arafah (kita meminta apa pun
akan dikabulkan Allah)
- yaumul nahar (hari qurban)
- tasyrik
- asy-syuro (10 Muharram)
Amalan yang dilipatgandakan pahalanya berdasarkan tempat:
- dua tanah suci: Makkah dan
Madinah (banyak dzikir)
لا اله الا الله الملك الحق المبين
- masjid
- bumi Arafah
- tempat orang-orang shalih
- majlis ta'lim
Namun, pahala itu tidak datang secara otomatis. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar amalan tersebut bisa mendatangkan pahala. Supaya bisa mendapatkan pahala, dan diterima oleh Allah, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut ini.
Syarat diterimanya amalan/ibadah:
1. Ikhlas
2. Ada perintah dari Allah atau Nabi
3. Ada contoh (Sesuai petunjuk Allah
yang dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam)
4. Ada mahabbah kepada Allah dan
Rasulullah shallallahu'alaihi
wasallam
5. Ada unsur tijarah (At Taubah: 111)
I. Menjaga amalan kebaikan
Dalam menjaga amal kebaikan, kita harus tahu, apa saja yang bisa menghancurkan pahala kebaikan tersebut, agar kita bisa menghindarinya.
Hal-hal yang menghancurkan kebaikan:
1. Kedengkian
2. Kebencian
3. Riya'
4. Sum'ah
5. Ujub
6. Marah-marah
Ciri-ciri orang bertaqwa:
a. mengendalikan emosi (Ali
Imran: orang yang berinfak
dalam keadaan senang dan
sedih)
b. pemaaf
c. berbuat baik
"TENGILS"
Takabur
Hanya Allah yang boleh sombong karena Allah yang memiliki segalanya, kuat
Egois/ananiyah X Nahniya (kebersamaan)
Ngegibah, yang boleh >>> untuk pendidikan, tidak disebutkan namanya, kalau tidak diceritakan akan membahayakan orang lain
Galak (nggak pengertian/nggak berperasaan
Iri dengki >>> harus dibuang dengan banyak berdzikir, banyak bersyukur
Licik
Serakah
Hadits:
"Hati-hati dengan dengki. Karena dengki akan memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar."
>>> Bisa dihindari dengan banyak berdzikir dan shalawat
Obat hati:
- baca Qur'an dan maknanya
- shalat tahajud
- puasa
- banyak berdzikir
- bergaul dengan orang shalih
- menjaga makanan dari yang
syubhat dan haram
Musibah: akibat kesalahan kita
Bala: musibah dari Allah
No comments:
Post a Comment