Sumber: tommysyatriadi.blogspot.com
MENGENALI DAN MENGATASI KECANDUAN ANAK PADA INTERNET, PORNOGRAFI, DAN
GAMES ONLINE
Pada
hari Sabtu, 13 Agustus 2016 bertempat di Hotel Sahid, Lippo Cikarang, saya
berkesempatan untuk menimba ilmu kepada Ibu Elly Risman, Psi. Seminar yang juga
dihadiri oleh Bupati Bekasi, Ibu dr. Hj. Neneng Hassanah Yasin ini, berlangsung
selama 4-5 jam dan dibagi ke dalam 3 session. Session pertama tentang Kekeliruan
dalam Berkomunikasi, kedua tentang Pornografi, dan yang ketiga tentang Cara
Mengatasi Anak yang Kecanduan Pronografi.
I. Kekeliruan dalam Berkomunikasi
Secara
garis besar, anak yang kecanduan pornografi berawal dari kurang harmonisnya
hubungan anak dengan orang tuanya. Keharmonisan itu berkaitan dengan cara orang
tua dalam berkomunikasi. Tanpa disadari, orang tua telah melakukan kesalahan
dalam berkomunikasi sehari-hari. Kekeliruan itu adalah sebagai berikut:
1.
Berbicara
secara tergesa-gesa
2.
Tidak
mengenal diri sendiri dan anaknya
3.
Lupa
bahwa setiap individu/anak adalah unik
4.
Kebutuhan
dan kemauan anak berbeda dengan orang tua
Anak
lebih suka bermain, sedangkan orang tua menginginkan agar anaknya belajar terus
5.
Tidak
bisa membaca bahasa tubuh
6.
Tidak
mendengarkan/memahami perasaaan
7.
Kurang
mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan anak
8.
Bicara
dengan menggunakan 12 gaya populer, yaitu:
1)
Memerintah
2)
Menyalahkan
3)
Meremehkan
4)
Membandingkan
5)
Mencap/melabeli
6)
Mengancam
7)
Menasihati
-
Jangan
menasihati ketika emosi sedang bermasalah, misalnya sedang sedih, kecewa, atau
marah, karena tidak akan efektif
8)
Membohongi
9)
Menghibur,
misalnya ketika anak jatuh, orang tua langsung berusaha menghibur dengan
memberikan permen
10) Mengkritik
11) Menyindir
12) Menganalisa
Kekeliruan dalam berkomunikasi
itu bisa berakibat:
1.
Melemahkan
konsep diri anak
2.
Anak
menjadi diam atau melawan, menentang, tidak peduli, atau sulit diajak kerja
sama
3.
Muncul
berbagai emosi yang negatif
- - Tidak bisa Berfikir Memilih dan Memutuskan (BMM) sendiri
II.
Pornografi
Secara sederhana, pornografi bisa
diartikan dengan ketelanjangan. Sebagai umat Islam, kita sudah diperintahkan
Allah untuk tidak melihat hal-hal yang tidak seharusnya dilihat, seperti
pornografi, dengan cara menundukkan pandangan. Perintah ini tercantum dalam Al
Quran Surat An-Nur ayat 29-30. Secara agama, melihat pornografi adalah
dilarang. Dilihat dari kacamata kesehatan, pornografi juga bisa merusak fisik dan
mental kita. Oleh karena itu, kita harus bisa menghindarkan diri kita dan
keluarga kita dari bahaya pornografi.
Di sisi lain, pronografi sudah
menjadi ladang bisnis yang sangat menguntungkan. Orang yang berkecimpung di
dalamnya bisa meraup uang dalam jumlah besar, dalam waktu singkat. Tidak heran
bila pornografi bisa ditemukan di mana-mana. Area yang rawan pornografi adalah
situs internet dan HP, komik, games, film TV maupun bioskop, serta video clip.
Selain karena bisnis pornografi
ini sangat menguntungkan, ternyata mereka juga mempunyai maksud untuk merusak
generasi muda kita. Apa tujuan mereka?
1.
Agar
anak dan remaja kita mempunyai perpustakaan porno dalam otak mereka; mental
model porno yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja
2.
Agar
anak dan remaja kita mengalami kerusakan otak permanen (visual crack
cocain/erototoksin), sehingga menimbulkan INCEST(melakukan seks dengan anggota
keluarga sendiri). Kerusakan otak yang diakibatkan oleh kecanduan pornografi
lebih parah daripada kerusakan yang diakibatkan oleh kecanduan narkoba. Padahal otak tersebut, terutama frontal cortex (otak bagian depan) berfungsi sebagai pemikir dan perencana.
Sumber: Ibu Elly Risman, Psi.
3.
Sasaran
tembak utama adalah agar anak kita menjadi pecandu pornografi seumur hidup.
Dengan kata lain, menjadi pelanggan seumur hidup atau FUTURE MARKET.
Siapa
sasaran bisnis ini? Siapa lagi kalau bukan anak-anak? Terutama anak laki-laki.
Mengapa anak laki-laki? Karena mereka dominan dalam menggunakan otak kiri
sehingga mudah fokus, hormon seksnya lebih banyak, dan alat kelaminnya di luar.
Sasaran kedua adalah anak-anak yang belum baligh, kemudian mereka yang 3S
(smart, sensitive, spiritual), dan BLAST (bored, lonely, angry/afraid, stress,
tired). Pengaruh negatif mereka yang mengalami BLAST yaitu merokok, miras,
narkoba, pornografi, oral sex, masturbasi, LGBT, dan seks bebas.
Sumber: Ibu Elly Risman, Psi.
Ciri-ciri anak yang telah
kecanduan pornografi:
1.
Mengurung
diri dan menghabiskan waktu dengan games dan internet di dalam kamar
2.
Bila
ditegur dan dibatasi dalam bermain gadget, akan marah, melawan, berkata kasar,
dan keji
3.
Mulai
impulsif, berbohong, jorok, dan mencuri
4.
Sulit
berkonsentrasi
5.
Prestasi
akademis menurun
6.
Jika
bicara menghindari kontak mata
7.
Menyalahkan
orang lain
8.
Bermain
hanya dengan kelompok tertentu
9.
Hilang
empati, apa yang diminta harus dipenuhi/diperoleh
III.
Cara Mengatasi Anak yang
Kecanduan Pronografi
Di negara kita tercinta ini,
belum ada tempat rehabilitasi atau terapis resmi dari pemerintah untuk
menangani anak-anak yang kecanduan pornografi. Selain berkonsultasi kepada
psikiater atau psikolog, akan lebih baik bila orang tua menjadi terapis untuk
anaknya yang kecanduan.
Langkah-langkah menjadi terapis untuk
anak sendiri:
1. 1. Tenang
2.
2. Jangan
panik
3.
3. Bermusyawarah
(QS. Ali Imran: 159)
4.
4. Anak
adalah amanah Allah yang bisa menjadi permata hati, ujian, atau musuh bagi
orang tua (QS. Al Maidah: 48, Al An’am: 165, dan At Taghabun:14)
5. 5. Takut
kepada Allah jika meninggalkan keturunan yang dlaif
6.
6. Terima,
maafkan, jangan marah, mohonkan ampunan Allah (QS. At Taghabun: 14), perbaiki
7. komunikasi:
turunkan frekuensi saat bicara, baca bahasa tubuh, dengarkan perasaan, bicara
dengan benar, baik, dan menyenangkan
8.
7. Kembalikan
peran ayah
Kurang
berfungsinya peran ayah akan menimbulkan:
a.
Bagi
anak laki-laki: nakal, agresif, sex bebas, narkoba
Bagi anak perempuan:
depresi, sex bebas
b.
Gizi
tidak seimbang
Langkah-langkah membantu anak:
1.
Syukur;
dengan menempatkan masalah secara benar
2.
Sabar,
karena yang dihadapi adalah kerusakan otak
3.
Sholat;
mendekat dan meminta pertolongan Allah
4.
Shadaqah
5.
Baca
al Quran (kitab suci bagi yang non muslim)
6.
Berbaik
dengan diri sendiri
7.
Bantu
anak telebih dulu
Pertanyaan
yang diajukan saat ingin mengetahui apakah anak kecanduan pornografi atau tidak
adalah:
1.
Kapan
pertama kali melihat pornografi?
2.
Bagaimana
caranya?
3.
Apa
yang kamu rasakan?
4.
Apa
yang kamu lakukan setelah melihat itu?
5.
Berapa
lama kemudian kamu melihatnya lagi?
6.
Kapan
terakhir kalinya?
7.
Sekarang
apa yang kamu rasakan?
8.
Apakah
kamu merasa perlu bantuan ayah/ibu?
Demikianlah
hasil seminar yang bisa saya rekam, mohon maaf bila ada yang kurang jelas atau
tidak lengkap. Apabila ada pembaca yang mau melengkapi, saya menerima dengan
senang hati. Terima kasih sudah membaca. Mari kita lawan pornografi!