Wednesday, April 24, 2024

Tafsir QS. Al Fatihah (Ustadz Sona'i)

             Bersiap untuk melempar jumroh 

Bismillah

Mina, Ahad, 10 Juli 2022 (11 Dzulhijjah 1443 H.)

Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Sona'i di tenda Mina. Yang mengherankan, saat di tenda kami mengadakan kajian, tenda sebelah marah karena merasa terganggu. Padahal kajian dilaksanakan di siang hari, bukan malam hari. Akhirnya, kajian dilakukan tanpa menggunakan loud speaker


QS. Al Fatihah termasuk surat Makkiyah (turunnya sebelum hijrah).

Kalau Madaniyah setelah hijrah.


Makkiyah dan Madaniyah menyifati masa, bukan tempat.

Rasulullah berdakwah di Makkah 13 tahun: 3 tahun sembunyi-sembunyi, 10 tahun terang-terangan.

Di bukit Shafa Rasulullah mengumpulkan saudara-saudaranya.
Shafa: bersih
Sa'i: kita disuruh berusaha, ikhtiar menjemput takdir Allah. Hal ini mendidik kita, bahwa saat ikhtiar jangan pernah menyerah karena Allah pasti memberikan rezeki. Hanya saja kita tidak tahu kapan pertolongan Allah itu akan datang.

Quraisy: at-taqarusy: himpunan: menghimpun sekian banyak suku yang berasal dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam.
Al qursyu: hiu yang selalu dikawal ikan-ikan kecil
Quraisy didampingi oleh suku-suku yang kecil.


Isteri Abu Jahal: Arwa (Ummu Jamil)



Al Fatihah turun sebelum hijrah.

Al-Qur'an diturunkan sedikit demi sedikit:
1. agar mudah dihafal
2. agar mudah dipahami
3. menjaga keabsahan dan validitas Al-Qur'an. Setiap turun ayat, ada sahabat yang mencatat dengan disaksikan oleh para saksi.

Abdul Aswad Abdul Ali: memberikan tanda titik dan harakat pada mushaf Al-Qur'an yang ditulis pada masa Utsman bin Affan. 

Al Fatihah diturunkan sebelum/setelah Isra Mi'raj. 
Al Fatihah: pembuka Al-Qur'an
Keutamaan: menjadi pembuka bagi setiap yang tertutup
Ummul kitab/Qur'an
Tujuh ayat yang berulang-ulang (sab'ul matsani)
Al Kafi: cukup
Syukri: surat syukur
Surat doa
Suratul Kanzun: perbendaharaan
Suratul Ibadah: ada ayat iyyaka
Asysyafiyah: obat
Suraturroqiyah: orang yang meninggi/pembela/pelindung
Suraturrukyah
Suratusysyafaah
Suratul Hamdi: memuji
Suratul Kamilah: sempurna

Imam Hanafi: makmum tidak perlu membaca Al Fatihah, bila bacaan imam terdengar.
Imam Syafi'i: wajib membaca Al Fatihah setelah imam selesai membacanya.

Ayat 1: بسم الله الرحمن الرحيم
"Saya bekerja, saya melakukan apa pun disertai dengan menyebut nama Allah." 
Maka, pekerjaan ini mengandung berkah karena dimulai dengan menyebut asma Allah.

Nama: sumukun: dijunjung tinggi
Samatun: ciri, ciri tertentu untuk memberikan kesan yang bagus 
Ismullah: ciri, harus dijunjung tinggi
Setiap kebaikan yang tidak dimulai dengan basmalah, akan terputus kebaikannya.

Tidak ada alif karena 
- orang Arab suka yang simpel 
- Allah mengajarkan kepada Nabi seperti itu 
- agar hurufnya lengkap 19 huruf >>> Al Muddatssir: 30
Orang yang mendawamkan basmalah akan selamat dari neraka saqar dan membaca
 لا حول ولا قوة الا بالله 
(19 huruf juga) akan diberi kemudahan.

Jumlah ayat, jumlah surat di dalam Al-Qur'an bisa dibagi dengan 19.

Jumlah basmalah dalam Al-Qur'an: 114.
Ayat 30 di dalam surat Al-Qur'an, berisi informasi penting.
اسم
Ada 19 di dalam Al-Qur'an, di luar basmalah.
 
الله bukan bahasa Arab karena Allah sendiri yang menamai

Walaha: mengherankan dan menyebabkan decak kagum bagi peneliti

اله : tuhan 
Disebut tuhan
Al marhub: harapan
Ditakuti
Al mahbub: Dicintai

الله
Tanpa Alif: lillah
Lam pertama dibuang: lahu: milik Allah

Demikian tafsir QS. Al Fatihah ayat pertama. Ini pun belum tuntas dan lengkap karena keterbatasan waktu. 



Bab. Menunjukkan Kepada Kebaikan & Mengajak Kepada Kebenaran Atau Kesesatan



*KAJIAN RABU Tanah Tinggi Tangerang* 

 📝 *RIYADUSH SHALIHIN* 📝
( _Bab. Menunjukkan Kepada Kebaikan & Mengajak Kepada Kebenaran Atau Kesesatan_)

🎙️ *Ustadz Djazuli Ruhan Basyir, Lc.* 
*حفظه الله تعالى*

🕌 Masjid Al Hakim

📆 24 April 2024


🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿🍂

 *MUKADIMAH*

Bab ini menjelaskan tentang salah satu akhlak mulia seorang muslim adalah bisa selalu aktif mengajak orang lain kepada jalan kebaikan dalam segala hal yg membawa manfaat. Kebaikan berarti segala sesuatu yang bermanfaat untuk ibadah kita, dan harta yang bermanfaat bagi kita adalah harta yang membawa kebaikan bagi seorang muslim.

Diantara doa yang Allah Ta’ala ajarkan dalam Al Qur’an adalah doa:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” 

(QS. al-Baqarah : 201).

Mengajak pada kebaikan memiliki makna yg luas dari pada dakwah, tidak semua ajakan pada kebaikan adalah dakwah, karena dakwah lebih sempit cakupan nya, dakwah sendiri berarti mengajak manusia mengenal agama, kembali kepada Allah dan tauhid. 
Dan syarat orang berdakwah harus memiliki ilmu agama. Tidak boleh seorang yg awam / tanpa ilmu mengajak kepada satu hal permasalahan dalam agama. 

Orang yang berakhlak baik akan selalu aktif mengajak orang lain pada kebaikan dan tidak menunggu kebaikan namun menjadi perintis/memulai dan memotivasi kebaikan itu sendiri.

🔷 Dakwah dibagi 2 macam, yaitu :

1️⃣ Dengan ucapan/lisan
Tidak boleh membicarakan hal tertentu yg berkaitan dengan agama tanpa memahami hal yg dibicarakan/disampaikan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)

2️⃣ Dengan perbuatan
Merupakan hal yang lebih efektif dan dekat kepada pertolongan Allah dibandingkan dakwah dengan lisan, karena manusia itu melihat kepada keteladanan/panutan

" _Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama_ ."

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”

📌Faedah ayat :

▪️Sukses dalam dakwah terkhusus kepada keluarga adalah dengan banyak DOA. Karena doa senjata terbaik seorang muslim dalam merubah sesuatu dan mengajak kepada kebaikan

▪️Berhasilnya dakwah adalah dengan menyertakan contoh bukan sekedar bicara tanpa praktek

🔷 *Hal yang Berkaitan Dengan Dakwah*

🔹Bersifat ketat

🔹Wajib memiliki ilmu saat menyampaikan dakwah, selama materi yg disampaikan adalah hal yg berkaitan dengan agama maka itu adalah dakwah

🔹Memiliki metode dakwah yaitu hikmah (menempatkan sesuatu pada tempatnya).

Dakwah disampaikan dengan kelembutan sampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti dan sesuaikan dengan karakter orang, tingkat intelektual dan pemahaman, waktu dan tempat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِا لصَّلٰوةِ وَا صْطَبِرْ عَلَيْهَا ۗ لَا نَسْــئَلُكَ رِزْقًا ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَا لْعَا قِبَةُ لِلتَّقْوٰى

"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa."

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 132)

🔷 *Cara Berdakwah*

1️⃣ Dengan hikmah
Melihat suatu kondisi atau menyesuaikan keadaan

2️⃣ Dengan nasehat
Tidak selalu perbuatan itu memberi pengaruh, terkadang diperlukan penjelasan melalui lisan

3️⃣ Dengan dialog/debat bukan untuk menjatuhkan namun utk mengingatkan dan menasehati

4️⃣ Tidak selalu menggunakan dalil namun bisa juga dengan cara yg logis

5️⃣ Menerima dan mengamalkan ilmu tunduk kepada dalil Al quran & sunnah yang akan menjadi sebab Allah akan mengangkat derajat kita.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا كَا نَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۤ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا

"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 36)

🔷 *Hadist dan Quran yang Berkaitan Dengan Kebaikan*

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)

🔷 *Makna Umat dalam Al quran*

▪️Agama

▪️Waktu yang panjang/bertahun2

▪️Panutan

▪️Sekelompok manusia

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” 

(HR. Ibnu Majah no. 237, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 297, Ath-Thayalisi dalam Al-Musnad no. 2082 dan Al-Baihaqi Syu’abul Iman no. 298. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1332)


🔷 *Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan*

Mendapatkan aliran pahala yang tidak putus
Karena menjadi wasilah bersambung nya ilmu dan sebab kebaikan yg sama dengan orang yg mengamalkan nya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun juga. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun juga.” 

(HR. Muslim, no. 2674)


✔️ *Silahkan share sebanyak-banyaknya semoga menjadi wasilah pahala jariyah bagi kita semua*

📍 _Semoga bermanfaat & jangan lupa untuk mengamalkan ilmunya_

❌ ```Tidak dibolehkan merubah catatan yang sudah ada tanpa ijin notulen```

Kesempurnaan hanya milik Allah kekurangan dan kealpaan dalam penulisan dan penyampaian sudahlah pasti milik saya pribadi

🙏 _Mohon Maaf Lahir Bathin & Semangat Menuntut Ilmu_

📝 _Ita Ummu Nanda_

Monday, April 22, 2024

Review "Hijrah"



Judul paket buku: Muhammad Teladan Sepanjang Zaman; Perjalanan Penuh Pengorbanan Mewujudkan Harapan 
Judul buku: Hijrah
Penulis: Halfino Berry, dkk.
Penerbit: Sygma Media Inovasi
Cetakan: pertama, Oktober 2021
ISBN: 978-623-6075-29-6
Tebal buku: 72 hlm.


Bismillah


Buku "Hijrah" ini merupakan salah satu buku dari paket buku Mumtasz (Muhammad Teladan Sepanjang Zaman) yang diterbitkan oleh Sygma. Sebagaimana judulnya, buku ini memang berisi sirah Nabawi, sejarah perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Selain Mumtasz, buku-buku Sygma lainnya yang menceritakan kehidupan Rasulullah adalah Mute (Muhammad Teladanku) dan Ratu (Rasulullah Teladan Utama). Alhamdulillaah, saya sudah punya paket Mute.



Karena sudah punya Mute dan sudah pernah belajar dan membaca Sirah nabi di buku lain, saya kurang tertarik membaca Mumtasz. Padahal buku ini tersedia di perpustakaan sekolah tempat saya mengajar. Pikir saya, pasti isinya sama saja dengan buku-buku siroh lainnya. Astaghfirullah, ada kesombongan dalam diri saya. Semoga Allah ampuni, aamiin.



Tapi, setelah membacanya, ternyata buku ini berbeda dengan yang lainnya. Dan, memang, setiap membaca buku, meskipun dengan tema yang sama, pasti akan ada ilmu baru yang belum kita dapatkan sebelumnya. MaasyaaAllah. Dan, itu saya temukan di buku Mumtasz ini. 


Di buku "Hijrah" ini, yang merupakan buku ketujuh, ada kisah tentang perjalanan hijrah Rasulullah dan para sahabatnya. Dan, buku ini menceritakan perjuangan beliau dan para sahabatnya itu dengan sangat detail, sehingga saya merasa takjub dan ikut merasakan beratnya perjuangan hijrah tersebut. 



Diceritakan bagaimana para sahabat harus memulai perjalanan hijrah di malam hari dan dengan sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy. Namun, meskipun begitu, masih saja ada yang ketahuan dan akhirnya gagal berhijrah dan bahkan harus berpisah dengan suaminya, seperti kisah keluarga Abu Salamah.



Namun, ada juga yang berhijrah secara terang-terangan, bahkan malah menantang siapa pun yang berani menghalanginya. Siapakah itu? 
Siapa lagi kalau bukan sang pemberani dan tak terkalahkan, Umar bin Khattab. Hanya beliau yang berani hijrah di siang hari tanpa hambatan apa pun. MaasyaaAllah.



Lalu, kisah perjalanan hijrah Rasulullah yang dimulai dari ketika beliau keluar rumah dan melewati orang-orang kafir yang hendak membunuh beliau. Beliau bisa berjalan dengan tenang tanpa mereka lihat. Karena beliau membaca QS. Yasin ayat 1-9. Atas izin Allah, kaum kafir itu tidak melihat saat Rasulullah berjalan melintasi mereka. 




Ternyata, taktik ini juga digunakan oleh para pejuang Hamas saat menyerang tentara isrewel. Mereka membaca QS. Yasin ayat 9.



وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَ غْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ


"Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."
(QS. Ya Sin: Ayat 9)


Atas izin Allah, para pejuang Hamas itu pun tidak terlihat oleh tentara isrewel maupun kendaraan perangnya, yang katanya dilengkapi dengan sensor super canggih. Namun, makar Allah lebih hebat daripada mereka. MaasyaaAllah.



Itulah beberapa kisah yang, InsyaaAllah tidak atau jarang diceritakan di buku-buku siroh lainnya. Kabar baiknya lagi, meskipun buku ini dimaksudkan untuk anak-anak, tetapi tetap layak dikonsumsi oleh orang dewasa bahkan lansia. Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti, namun tidak kekanak-kanakan. 



Setiap keluarga muslim hendaknya memiliki buku ini, agar lebih memahami siroh sehingga bisa lebih mencintai dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻



Sunday, April 21, 2024

Semoga Istiqamah



Bismillaah

Ramadan telah pergi. Entah kapan dia akan menemui kita lagi. Masihkah ada kesempatan di tahun depan? Wallahu a'lam. Namun kita tak henti memohon kepada-Nya agar bisa bertemu lagi dengannya.

Ramadan yang hadir setiap tahun, selalu meninggalkan kenangan indah yang selalu tak sama. Kenangan manis yang mengusik kalbu dan menggetarkan ruhiyah.


Ramadan tahun ini, alhamdulillaah Allah berikan banyak ilmu dan kesempatan untuk lebih banyak merenung dan bermunajat. Kesempatan menimba ilmu dari para masyaikh langsung dari Arab Saudi, meskipun hanya melalui Zoom meeting. MaasyaaAllah, nikmat yang sangat luar biasa. Gratis, pula. Sayangnya, saya tidak bisa mengikuti semua kajiannya. 



Di Ramadan tahun ini pula, saya mendapatkan semangat yang lebih tinggi untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir dan memperbanyak tilawah. Namun, qadarullah, justru capaiannya menurun dibandingkan tahun lalu. Tahun ini hanya bisa khatam 2,5 kali padahal tahun kemarin bisa 3 kali. Alhamdulillaah 'alaa kulli haal. 



Ramadan tahun ini, anak-anak sudah mulai semangat i'tikaf, walaupun belum semuanya dan belum full. Tetapi, itu juga patut disyukuri. Semoga tahun depan, Allah berikan nikmat bertemu dengan Ramadan kembali dan kami bisa beri'tikaf sekeluarga bersama-sama. Aamiin yaa mujibassaailin. 🤲🏻



Sedihnya, Ramadan tahun ini, kami ditinggalkan oleh orang tua kami tercinta. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau, Allah terima amal ibadah beliau, dan Allah tempatkan beliau di tempat yang mulia di sisi-Nya. Aamiin.


Ramadan telah pergi, tetapi ibadah tak boleh kendor. 

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata:

"Siapa yang selesai melakukan suatu ketaatan maka tanda diterimanya ketaatan tersebut adalah dilanjutkannya ketaatan tersebut dengan ketaatan yang lain. Sedangkan tanda ditolaknya ketaatan tersebut adalah dilakukannya kemaksiatan setelah ketaatan tersebut. Kebaikan yang paling baik adalah kebaikan yang dilakukan setelah keburukan sehingga menghapus dosanya. Keburukan yang paling buruk adalah keburukan yang dilakukan setelah kebaikan sehingga bisa menghapusnya."


Ya Allah, mudahkanlah kami agar selalu berada dalam ketaatan kepada-Mu. Terimalah amal ibadah kami, puasa kami, shalat kami, tilawah kami, sedekah kami, dan semua amal ibadah karena kami, aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲🏻

Friday, April 19, 2024

Pedas Itu Enak?


Sumber: https://hellosehat.com/gigi-mulut/cara-lidah-mengenal-rasa-makanan/

Bismillah


Saat ini, makanan pedas sedang menjamur. Dilihat dari tersedianya makanan tertentu dengan level kepedasan yang bermacam-macam. Dan, banyak makanan yang ditawarkan ke konsumen, merupakan makanan pedas yang juga diembel-embeli dengan challenge kepedasannya. Seolah-olah nggak keren kalau nggak makan yang pedas-pedas.



Di balik itu, memang banyak orang yang suka dengan makanan pedas. Beberapa teman saya bahkan, sangat suka pedas. Sampai-sampai, saat makan bakso, saking banyaknya sambal yang dituangkan ke mangkuknya, maka dijuluki "sambel dibaksoin", bukan bakso disambelin. Dan, warna kuahnya pun sangat merah, karena sambal yang dituangkan sangat banyak. 



Memang enak sih, makan makanan pedas. Sering, kita kurang berselera makan bila tidak ada rasa pedas. Dan, memang pedas menjadi mood booster tersendiri agar nafsu makan bertambah. 



Saya sendiri juga suka pedas. Bahkan, bila makan nasi tidak ada sambal, saya pun akan makan dengan cabai utuh, langsung digigit bersama nasinya. Demi ada rasa pedas. 



Namun, sekarang saya agak mengurangi makanan pedas karena pernah sakit diare dan sampai dirawat di rumah sakit. Ternyata hal itu bisa menyebabkan trauma sehingga saya bisa menahan diri untuk tidak makan makanan yang terlalu pedas, sewajarnya saja. 



Walaupun begitu, saat pergi haji, makanan pedas menjadi makanan yang paling dicari. Karena menu makanan di Makkah dan Madinah memang rata-rata plain, tidak seperti di Indonesia. Oleh karena itu, saos sambal menjadi barang yang sangat dicari-cari. Bahkan, banyak jamaah haji yang membawa bekal sambal dari Indonesia, seperti saya. Waktu itu saya bawa sambal pecel yang dalam waktu singkat langsung habis. 


Bagaimana dengan keluarga saya? Sama seperti mayoritas masyarakat Indonesia, mereka pun suka pedas walaupun berbeda-beda level. Tapi, rata-rata, kami suka yang sedang saja, bukan yang level tinggi. Kecuali anak nomor tiga. Dari kecil suka pedas, bahkan ketika pertama kali mondok, salah satu item yang tidak boleh ketinggalan saat menyiapkan bekal adalah saos sambal. Sampai sekarang, kalau makan mie, pasti yang pedas-pedas, yang buat saya sendiri kadang tidak sanggup dan tidak berani memakannya. 



Menurut https://www.gramedia.com/literasi/pedas-bukanlah-rasa-tetapi/, pedas ternyata bukan merupakan rasa, tetapi sensasi. 


"Cabai atau tumbuhan lain yang meninggalkan sensasi pedas mengeluarkan zat kimia bernama kapsaisin. Kapsaisin sendiri merupakan komponen aktif dari cabai atau tumbuhan lain yang sejenis. Kapsaisin akan menyebabkan iritasi atau sensasi terbakar bila dikonsumsi atau sekadar bersentuhan dengan jaringan manapun."


MaasyaaAllah, saya baru tahu, kalau pedas bukan rasa, tapi sensasi. Karena rasa yang bisa diindera oleh lidah hanya empat, yaitu manis, asam, asin, dan pahit seperti yang terlihat di gambar.




Thursday, April 18, 2024

Perempuan Hebat Itu Telah Pergi



Bismillah


Ahad, 7 April 2024 atau 27 Ramadan 1445 H, menjadi hari terakhir kami bersamanya. Setelah sakit sejak hari Senin sebelumnya, berarti sekitar enam hari, kini, beliau tidak merasakan sakit lagi. Allah telah memanggilnya untuk selama-lamanya. 



Beliau, Ibu Sujiati, ibu mertuaku, ibu suamiku, nenek anak-anakku. Salah satu perempuan hebat yang pernah ada dalam hidupku. Perempuan hebat yang telah membuatku mampu menjalani kehidupan dengan lima anak. Tanpanya, aku bukan apa-apa. 



Beliau sangat menyayangi kami, bahkan cenderung memanjakan. Ya, bukan hanya cucunya, anak dan menantunya pun dimanjakan. Dari segi makanan maupun pekerjaan. Beliau lebih suka sibuk sendiri dan tidak ingin melihat kami mengerjakan hal-hal yang masih bisa beliau lakukan. Bahkan, beliau pernah merasa tidak berguna saat kami mencoba mengambil alih pekerjaannya. Alhasil, kami pun membiarkan beliau bekerja sesuai keinginannya, daripada beliau merasa tak bermanfaat.



Dari segi makanan, beliau paling tahu makanan favorit kami masing-masing. Dari anaknya, menantunya, hingga kelima cucunya. Beliau hafal semua dan selalu berusaha memasakkannya untuk kami. Namun, jadinya ada sisi negatifnya. Anak-anak jadi ada yang pilih-pilih makanan. Bahkan, mereka tidak mau mengonsumsi makanan tersebut karena bukan embahnya yang membuat. Padahal, rasanya juga standar. 



Ya, ibu memang jago masak. Beliau membuka katering dan sangat hobi memasak. Sakit pun tidak dirasakan bila ada aktivitas memasak. Bisa dua hari tidak tidur, bila sedang sibuk memasak. Dan, rasa masakannya tidak ada duanya. Itu karena, beliau memasak dengan hati, kata suamiku, anaknya. Bumbunya pun, bumbu asli, bukan instan. Jadi, tak heran, bila rasanya juga mantap. Sedangkan, zaman sekarang ini, restoran pun banyak yang hanya menggunakan bumbu instan bukan yang diracik sendiri dari bahan-bahan yang masih segar. Makanya, rasanya tak seenak dan sesedap masakan perempuan hebat itu. MaasyaaAllah.



Kini, kami tak lagi bisa menikmati semua itu. Tepatnya, sejak kurang lebih empat tahun yang lalu, saat beliau terkena stroke dan tidak bisa beraktivitas lagi. Beliau hanya bisa berbaring di tempat tidur. Makan, minum, mandi, buang hajat, semua harus dibantu. Dan, semua itu dilakukan oleh laki-laki hebatku, suamiku, anak pertamanya. 


Laki-laki hebat itu terlahir dari perempuan hebat tersebut. MaasyaaAllah alhamdulillaah, aku dikelilingi oleh orang-orang hebat. 


Saat ibu meninggal, semua diurus oleh laki-laki hebatku itu. Dia yang memandikan, mengafani, menyolatkan, dan memakamkan. Walaupun, memang, ada yang membantu. Tapi, semua berjalan di bawah kendalinya. MaasyaaAllah, bi idznillah. Semua berjalan dengan lancar. 


Kini, perempuan hebat itu telah pergi dan tak lagi di sisi. Bisakah diri ini sehebat dirinya? Mendidik anak-anak sehebat lelaki hebat yang telah dilahirkannya itu?
Hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan, ya Allah. Mampukan, mudahkan aku agar dapat mendidik anak menjadi anak-anak yang taat kepada-Mu dan kepada kami orang tuanya. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻

Saturday, March 30, 2024

Keluarga Perindu Surga



Bismillah

Disampaikan oleh Ustadz Miftahul Ulun, LC. di Pesantren Amal Jama'i, Sukabumi 

Sesungguhnya manusia adalah insan kebaikan. 
Al Baqarah: 1..

Untuk mendapatkan surga, para Rasul menderita dan kehilangan harta dunia.
Penduduk Palestina mendapatkan surga dengan kehilangan keluarga, rumah, harta, bahkan nyawa.

Kalau ingin masuk surga, beli!
Dengan kesusahan, kemelaratan, keshalihan diri dan keluarga kita. 

Syarat keluarga Perindu Surga:
1. Pertahankan keimanan seluruh keluarga, bersama-sama  beribadah kepada Allah.
 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِ يْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur: Ayat 21)


2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
"Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan: Ayat 74)


Berdasarkan ayat tersebut, agar menjadi keluarga perindu surga, maka perbaiki orang tuanya dulu, baru anak-anaknya. Karena ketika lahir, anak tidak tahu apa-apa. Orang tuanya lah yang menjadikan anaknya seperti apa. Maka orang tuanya dulu, maka anak-anak akan mengikuti.


3. Jaga keluarga kita dengan bertaqwa kepada Allah. Keluarga harus shalih agar bisa masuk surga. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. An-Nisa': Ayat 9)



Salah satu inspirasi keluarga surga adalah keluarga Imran. Imran bukan seorang nabi, namun keluarganya menjadi teladan untuk kita semua. Mengapa? Karena anaknya dididik sejak dalam kandungan. Peran keluarga tidak bisa ditinggalkan. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰ لَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ 
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran: Ayat 33)



اِذْ قَا لَتِ امْرَاَ تُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَـكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 35)



Pesantren sudah mendidik dan membiasakan ibadah, maka di rumah, orang tua juga harus begitu.

Harusnya orang tua yang lebih ingin memiliki anak-anak shalih, bukan ustadznya.


Semua keturunan Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim menjadi nabi. Tapi ketika tidak dijaga, maka akan menjadi kafir.  Mereka menjadi Yahudi dan Nasrani. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا وَّ اِبْرٰهِيْمَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَا لْـكِتٰبَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan Kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 26)



ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰۤى اٰثَا رِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰ تَيْنٰهُ الْاِ نْجِيْلَ ۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗ وَرَهْبَا نِيَّةَ ٱِبْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَآءَ رِضْوَا نِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚ فَاٰ تَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ


"Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) 'Isa putra Maryam; dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 27)