Wednesday, April 29, 2020
Belajar dari Asma Nadia
Belajar dari Fissilmi Hamidah
Sunday, April 26, 2020
10.000 Jam
Bismillaah
Hari ini dengar materi dari Bang Tendi Murti tentang bagaimana menjadi seorang expert. Menurut cerita beliau, Bill Gates, sang raja Microsoft itu, sukses karena sudah berlatih dalam bidang komputer selama 10.000 jam. Teori 10.000 jam ini dicetuskan oleh seseorang, yang saya lupa namanya.
Nah, kalau kita ingin menjadi penulis yang sukses, berarti kita pun harus menjalani latihan menulis terus-menerus selama 10.000 jam. Wow! Sanggupkah?
Salah satu tips yang beliau sampaikan adalah, minimal dalam sehari, kita harus meluangkan waktu untuk menulis selama dua jam. Ya, dua jam. Kalau sehari dua jam, berarti butuh berapa tahun supaya bisa mencapai 10.000 jam? 5 tahun, 10 tahun?
Tak penting berapa tahun yang akan kita habiskan. Kalau memang sudah ada tekad, pasti akan ada jalannya. If there is a will, there is a way. Pasti akan ada jalan. Yang terpenting ada niat dan ikhtiar.
Baru saja mendengar materi itu, saya langsung mendapat pesanan tulisan dari seorang guru saya. Beliau minta dibuatkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tentang "Pemberlakuan Lockdown Masa Pandemi Covid-19 di Lembaga Pendidikan". Saat pertama baca pesan itu, entah mengapa, saya langsung pusing. Ini maksudnya apa??? Akhirnya saya tinggal tidur saja. Wkwk.
Setelah pusing hilang, barulah saya mulai searching di google dan buka-buka skripsi zaman kuliah dulu. MasyaAllah, sudah berapa tahun ya? 17 tahun lebih! Tapi, nggak papa, kan saya ingin menjadi penulis yang expert. Ini adalah tantangan perdana. Alhamdulillaah, akhirnya selesai juga pesanan tulisan tersebut. Semoga tidak salah dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Aamiin.
Saturday, April 25, 2020
Berdoalah
Friday, April 24, 2020
Gagal
Saturday, April 18, 2020
Semoga
Bismillaah
Semoga kudapatkan Ramadan
Hingga kudapat isi dengan ibadah penuh
Semoga kudapatkan Ramadan
Hingga kudapat ampunan-Mu
Juga keberkahan dan rahmat dari-Mu
Serta terselamatkan dari panasnya api neraka
Semoga saat Ramadan datang
Wabah Corona ini menghilang
Dari bumi yang kusayang
Keberkahan tak hanya di bayang
Semoga Idul Fitri hadir
Dalam nuansa bahagia
Bisa silaturahim
Bisa bermuwajahah
Tak hanya berkirim pesan dan gambar
Betapa kuingin ya Allah
Bumi ini kembali sehat
Kami kembali beraktivitas
Beribadah dengan sewajarnya
Namun bila Engkau belum berkenan
Ku harus rida
dengan segala kehendak-Mu
Kuyakin ini yang terbaik untukku
Kuatkan kami, ya Allah
Melalui semua ini
Tetap dengan iman dan Islam
Tetap dalam ketaqwaan dan rida-Mu
Aamiin ya rabbal'aalamiin
Monday, April 13, 2020
Warna Cinta
Bismillaah
Entah mengapa, setiap melihat warna biru, hati ini berseri. Indah nian warna itu di mataku. Sederhana, sejuk, dan lembut.
Begitu pun bila kutatap hijaunya alam. Damai rasanya dunia ini. Segar mata memandangnya.
Namun, bila merah yang muncul, resah rasa hatiku. Entahlah. Sejak kecil hingga setua ini, tak nyaman rasanya melihat warna itu. Bagai melihat raut marah di rona seseorang. Seram.
Pun ketika warna kuning melintas. Kesannya panas gersang, dan tandus. Kering, tak ada kehidupan. Membosankan dan mengerikan.
Sebaliknya, bila kupandang cokelatnya warna tanah, hati pun jadi adem, kalem, nggak neko-neko. Tenang, aman sentosa hidupku. Namun, apa pun warna kehidupan yang kupakai dan kualami, semua atas kehendak Allah. Aku berusaha ikhlas menjalani dan menerimanya. Semua pasti ada hikmahnya.
Begitu pun dengan kelima mutiaraku, berwarna-warni menghiasi langit hidupku. Pendar-pendar warnanya menggelorakan semangat untuk terus belajar dan berkarya. Karena setiap bertambah usia mereka, bertambah pula kisah cinta yang akan mereka ukir. Semakin tak mudah pula mengerti keinginan mereka. Harus lebih pandai mengelola emosi dan kata-kata.
Kelima warna jiwa itu, sungguh karunia agung dari Sang Maha Pencipta. Dia telah menumbuhkan mereka dengan sifat dan asa yang berbeda. Sungguh menakjubkan. Tak henti untuk senantiasa bersyukur atas anugerah terindah ini. Meski sering, terasa berat dan tak mudah, hidup harus terus berjalan. Segala kesulitan, menjadi pemicu untuk terus berikhtiar dan belajar menjadi ibu yang baik. Berhasil?
Belum. Ya, diri ini masih jauh dari pantas untuk disebut ibu yang baik. Masih terlalu banyak ketidaktahuan dan ketidakmampuan dalam menangani mutiara-mutiara yang semakin mendewasa itu. Yang semakin matang dengan tempaan hidup yang semakin hari semakin menantang.
Namun, perjuangan tak akan pernah berakhir. Ibarat sebatang pohon pisang, ia akan terus bertahan hidup hingga tunas barunya tumbuh. Dan siap menggantikan posisinya. Menjaga ketersediaan pangan dan menghijaukan bumi. Meskipun, tak juga ingin seperti itu, karena melihat mereka dewasa dan menua, adalah sebuah cita. Di samping, melantun sebait doa, semoga bisa menjalankan amanah ini dengan sempurna. Aamiin.
#kelasJCA
#day3
#idanurlaila
#warnacinta
Thursday, April 9, 2020
Semakin Membiru
Bismillaah
Biru rinduku
Semakin menyesakkan dada
Semakin melebamkan rasa
Semakin mengalirkan pilu
Sendu rinduku
Mengharap perjumpaan itu
Yang semakin menipiskan asa
Mendamba pertemuan itu
Yang semakin jauh dari harap
Entah kapan kan mewujud
Pedih rinduku
Karna tak ada lagi saat bersua
Tiada lagi canda-tawa
Tiada lagi celoteh riang
Berebut kata tuk disimak
Monday, April 6, 2020
Belajar Daring
Bismillaah
Sudah hampir sebulan, saya work from home, anak-anak study at home. Pusing rasanya karena harus melihat hp dan laptop hampir sepanjang hari, bahkan di sebagian malam. Dari pukul 07.30 hingga 12.00 adalah jam kerja saya, jadi harus online. Setelah itu, waktunya anak-anak belajar dan mengerjakan tugas dari gurunya.
Mendampingi anak-anak belajar, merupakan kesibukan yang membutuhkan kesabaran ekstra. Tidak hanya menjelaskan, tetapi kita juga harus ikut menghafal, bila tugasnya berupa hafalan. Ikut mempraktikkan, bila tugasnya merupakan unjuk kerja, seperti senam dan menari. Benar-benar luar biasa. Di sekolah, saya hanya mengajar mata pelajaran yang memang sesuai dengan bidang saya atau passion saya. Namun saat ini, saya harus bisa mengajar semua bidang. Subhanallah.
Ketika yang diajari adalah anak SD, ilmu saya masih memadai. Tapi, begitu mengajari anak SMA, terasa betapa dangkal ilmu saya. Sulit nian pelajaran anak SMA zaman sekarang. Tidak seperti saat SMA saya. Mau tidak mau, saya jadi ikut belajar lagi. Alhamdulillaah, sekarang zaman canggih. Tak ada buku, bisa pinjam perpustakaan online seperti ipusnas, atau langsung bertanya ke Mbah Google. Alhamdulillaah.
Banyak hikmah yang Allah berikan melalui ujian wabah ini. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa mengambil hikmah dan pelajarannya sehingga kita bisa naik derajat di mata Allah. Semoga Allah segera menghilangkan wabah ini, sehingga kita bisa beraktivitas dengan normal kembali. Karena, bagaimana pun juga, belajar di rumah tidak sekondusif belajar di sekolah. Apalagi buat saya yang belum punya ilmu tentang homeschooling.
Ya Allah, kuatkan kami dalam menghadapi ujian ini, selamatkanlah kami, ya Allah yang Mahaperkasa dan Mahakuasa, aamiin ya rabbal'aalamiin.
Sunday, April 5, 2020
Persiapan Ramadan 4
1. berpuasa dengan baik dan benar selama Ramadan
2. berinteraksi dengan Al Qur'an
3. memperbanyak doa dan istighfar
4. berusaha untuk i'tikaf di masjid walau hanya sehari
5. memperbanyak infaq dan sedekah
6. melakukan salat Tarawih dan Qiyamullail.
1. khatam Al Qur'an minimal 3 kali
2. Qiyamullail setiap malam
3. infaq Rp10.000,00 per hari
4. mengajak saudara/tetangga/teman untuk belajar Islam (tarbiyah).