Bismillaah
Sabtu, 23 Februari 2019 yang lalu, sekolah kami mengadakan study tour ke Terminal Wisata Grafika, Cikole, Bandung. Lebih dari 3 jam perjalanan yang kami tempuh. Ditemani macet yang selalu setia menyertai, ke mana pun kita pergi. Disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Di kanan kiri jalan antara Subang - Cikole, hamparan kebun teh seperti permadani tebal yang mengundang untuk singgah dan membaringkan raga di sana. Masyaa Allah, sungguh indah ciptaan-Mu. Berangkat dengan jalan yang hampir menanjak terus, disertai tikungan-tikungan tajam, membuat bibir tak henti menyebut asma-Nya; antara ngeri dan takjub.
Tiba di lokasi, kami langsung menuju area berkumpul untuk ice breaking. Untuk mencapai tempat tersebut, kami harus menaiki tangga-tangga kecil yang lumayan banyak dan tinggi. Kalau tadi di perjalanan, bus kami yang berjuang keras agar bisa menanjak, di sini kamilah yang harus berjuang keras untuk mendaki bukit. Anak-anak pun mulai bertanya, "Tangganya ada berapa banyak, sih, Bu? Sepertinya nggak habis-habis?"
Hanya helaan nafas yang bisa mengungkapkan jawaban. Sebagai guru yang sudah lumayan berumur, medan kali ini cukup terasa berat. Bismillaah, semoga kuat.
Sampai di atas, kami seperti berada di hutan pinus. Ada tanah yang lumayan lapang, yang dikelilingi pohon pinus. Udara sejuk cenderung dingin. Apalagi bila angin bertiup, brr ... Terasa sekali hawa pegunungannya.
Setelah ice breaking, kami mulai berpencar. Ikhwan berpetualang dengan wahana ketinggian seperti flying fox, two line bridge, dan turun tebing. Sementara akhwat mengawali kegiatan dengan edukasi cara menanam stroberi. Perjalanan menuju kebun stroberi cukup panjang dan melelahkan. Awalnya kami menuruni bukit. Turun, turun, tak terasa kami hampir meluncur kalau tidak pakem remnya. Kemudian naik lagi melalui tangga-tangga yang hanya muat untuk dua orang.
Saya sendiri baru tahu, ternyata menanam stroberi tidak boleh di tengah-tengah pot, layaknya kita menanam pohon pada umumnya. Tanaman stroberi harus ditanam di pinggir pot agar ketika berbuah, buahnya bisa bergelantungan di pinggir pot agar tidak busuk. Saat itu para siswa praktik menanam stroberi dari bibitnya, bukan bijinya. Jadi sudah lumayan besar.
Setelah belajar menanam stroberi, anak-anak diberi beberapa potong wortel dan sayur hijau, entah apa namanya. Lho, untuk apa?
Oo ... Ternyata mereka akan memberi makan rusa dan domba-domba lucu seperti shaun the sheep! Duh, senangnya. Lebih senang lagi karena setelah lelah menanam stroberi dan memberi makan rusa dan domba, mereka boleh menikmati segarnya jus stroberi. Wah, baru menanam sudah langsung menikmati hasilnya. Alhamdulillah.
Oo ... Ternyata mereka akan memberi makan rusa dan domba-domba lucu seperti shaun the sheep! Duh, senangnya. Lebih senang lagi karena setelah lelah menanam stroberi dan memberi makan rusa dan domba, mereka boleh menikmati segarnya jus stroberi. Wah, baru menanam sudah langsung menikmati hasilnya. Alhamdulillah.
Selesai dari kebun stroberi, siswi-siswi mulai merasakan wahana flying fox. Belum semua wahana dinaiki, ternyata hujan turun. Walhasil, anak-anak turun tebing dalam guyuran air hujan. Sebagian ada yang tidak ingin basah, jadinya sambil memakai jas hujan. Jadi warna-warni deh.
Berhubung hujannya disertai petir dan guntur yang menggelegar, kegiatan terpaksa dihentikan. Satu wahana, yaitu two line bridge, tidak sempat dicoba oleh para siswi. Karena waktu sudah sore juga, akhirnya kami menuju bus, pulang kembali ke Cikarang.
Selamat tinggal Cikole ...