Bismillaah
Desi, bukan nama sebenarnya, baru saja merayakan kelulusan SMA- nya ketika Allah memanggilnya untuk selama-lamanya. Ada hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran dari kepergian gadis itu.
Menurut penuturan sang ibu, Desi suka mengenakan celana panjang yang ketat. Akibatnya, terjadi infeksi pada vaginanya dan merambat ke rahim. Hal ini menimbulkan pembengkakan di perutnya, sehingga seperti perempuan yang sedang hamil. Masyaallah. Dan, itulah yang menjadi salah satu penyebab kepergiannya.
Sebagai orang yang beriman kepada takdir Allah, kita yakin bahwa hidup dan mati memang sudah digariskan oleh Allah sejak kita masih di dalam kandungan Ibunda. Namun keyakinan itu tidak menjadi penghalang kita untuk berusaha menghindari hal-hal buruk yang bisa menyebabkan penyakit, apalagi kematian. Salah satunya dalam hal berpakaian.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, sang kekasih panutan hidup, telah memberikan tuntunan yang sangat jelas dalam hal menjaga aurat. Bahwa batasan aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Sedangkan untuk kaum perempuan, auratnya meliputi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Selain batasan tersebut, Rasulullah pun menentukan jenis pakaian seperti apa yang pantas dijadikan sebagai penutup aurat, yaitu tidak transparan, tidak ketat atau membentuk lekuk tubuh, tebal, dan warnanya tidak mencolok.
Nah, bagi muslimah yang masih belum berpakaian seperti tuntunan Rasul nan mulia itu, beliau mengisyaratkan bahwa perempuan itu tidak akan mencium bau surga. Na'udzubillaah. Mencium saja, tidak bisa, bagaimana mau masuk?
Itu dampak yang akan terjadi nanti di akhirat. Sedangkan di dunia, dampaknya seperti Desi tadi. Penyakit datang menghampiri karena memakai pakaian ketat.
Sedangkan kabar baiknya, bagi muslimah yang menjaga auratnya sesuai syariat Islam, di akhirat in sya Allah menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Sedangkan di dunia, manfaatnya seperti tercantum dalam firman Allah ini:
يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّ ؕ ذٰ لِكَ اَدْنٰٓى اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
[QS. Al-Ahzab: Ayat 59]
Agar lebih mudah dikenali bahwa mereka adalah perempuan baik-baik, sehingga tidak akan diganggu. Meskipun pada zaman sekarang ini, perempuan yang sudah berusaha menjaga izzahnya dengan berpakaian syar'i pun tidak luput dari gangguan lelaki iseng, tetapi in sya Allah lebih diminimalisir.
Selain itu, ternyata menutup aurat bisa melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit. Masyaallah.
Jadi, tak ada lagi alasan untuk menunda-nunda berpakaian syar'i, bukan? Pakaian keselamatan dunia dan akhirat.
Wallahu a'lam.