Bismillaah
Seorang dara berkerudung pink sedang duduk di bawah pohon mangga yang tumbuh di depan rumah. Di tangannya terlihat sebuah buku yang cukup tebal, sudah terbuka separuh halaman lebih. Di sampingnya, sebuah cangkir berisi kopi hitam kesukaannya, seakan setia menemani. Suara deru kendaraan yang berlalu lalang di jalan depan rumahnya, tak mengusik keasyikannya sama sekali. Benar-benar kutu buku!
"Assalamu'alaikum," dua gadis yang terlihat belia berdiri di depan pagar.
Namun dara berkerudung pink itu seperti tak mendengar salam keduanya. Kedua matanya masih terpaku pada buku di tangannya. Tak bergeming.
"Assalamu'alaikum, Leni," suara kedua gadis itu terdengar lebih keras dari yang pertama tadi.
Merasa ada yang memanggil namanya, dara berkerudung pink yang ternyata bernama Leni itu, mendongakkan kepalanya, mencari sumber suara.
"Wa'alaikumussalam warohmatullaah wabarakatuh. Eeeh ... Ulfa dan Wahyuni. Ayo masuk," ujar Leni.
"Kamu sedang apa sih, Len? Asyik banget, kelihatannya, sampai nggak dengar ucapan salam kami," tanya Ulfa sedikit protes.
"Mmm... Maaf. Aku sedang baca novel. Nih, lihat!"
"Pukat," lirih suara Wahyuni membaca judul novel itu.
"Emangnya bagus, ya?" tanya Ulfa penasaran.
"Bagus, Fa. Aku sampai nggak kemana-mana kalau belum tuntas bacanya. Ngomong-ngomong, kita duduk di dalam saja, yuk. Di sini berisik, banyak asap kendaraan, lagi," ajak Leni kepada dua sahabatnya.
"Ayo," jawab Ulfa dan Wahyuni bersamaan.
"Kak, ada Ulfa dan Wahyuni," kata Leni kepada seorang perempuan yang sedang duduk di depan laptop.
"Assalamu'alaikum, Kak Rina," sapa kedua teman Leni kepada perempuan bernama Rina.
"Wa'alaikumussalam warohmatullaah wabarakatuh. Ee... Ulfa, Wahyuni. Udah lama nggak main ke sini, ke mana aja?" jawab Rina ramah.
"Ada, Kak di rumah. Banyak tugas sekolah, jadi tidak sempat main," jawab Wahyuni.
"Sibuk, ni yee," ujar Rina menggoda dua bersahabat itu.
"Nggak juga. Sepertinya Kak Rina malahan yang sedang sibuk. Tuh, buktinya. Dari tadi ngetik-ngetik di laptop. Sedang nulis cerita lagi, ya Kak?" tanya Ulfa.
"Hehe... Iya nih, ngejar deadline, biasa."
"Aku suka cerbung Kakak yang dimuat di majalah bulan lalu. Penasaran ingin tahu kelanjutannya. Kak Rina sedang nulis lanjutannya, ya? Boleh nggak, aku baca?" tanya Ulfa yang rasa penasarannya semakin menggunung.
"Ee... Nggak boleh, dong. Kalau baca sekarang, nanti kamu nggak beli majalahnya, dong."
"Ya udah, kalau nggak boleh baca. Tapi boleh, dong, kalau kami minta diajari menulis cerita, Kak. Aku ingin sekali seperti Kak Rina. Dari hasil menulis cerbung bisa keliling dunia," pinta Wahyuni dengan ekspresi yang memelas. Biasa, ada maunya.
"Oke, oke. Nanti aku ajari. Tapi jangan sekarang, ya. Aku mau fokus menyelesaikan cerbung ini dulu. Kalian ngobrollah dengan Leni, ya," ujar Rina sambil kembali menatap laptopnya.
Dari arah dapur, keluarlah Leni membawa nampan berisi minuman dan cemilan.
"Ayo teman-teman, silakan minum dulu. Jangan ganggu Kak Rina. Dia lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Kita ngobrol masalah sekolah aja, ya," ujar Leni mengalihkan perhatian teman-temannya.
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
Note:
Cerita di atas fiksi belaka. Tetapi tokoh-tokohnya nyata. Mereka adalah anggota ODOP batch 1. Nggak percaya??? Klik saja link-nya.