Sunday, June 28, 2020
Cinta Membaca
Saturday, June 27, 2020
Sudah Khatam-kah?
Bismillaah
Perintah Allah yang pertama kali diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah iqra, bacalah. Perintah membaca ternyata sangat penting sekali kaitannya dengan pencapaian ilmu dan wawasan seseorang. Terbukti, dengan membaca, kita semakin bertambah ilmu. Ilmu yang kita miliki berpengaruh juga terhadap amal ibadah atau muamalah yang kita lakukan. Dengan ilmu, kita terhindar dari kesalahan. InsyaaAllah.
Sebagai muslim, tentunya perintah membaca yang harus kita utamakan adalah membaca Alquran, sebelum membaca yang lainnya. Bahkan, kita dianjurkan untuk memulai hari dengan membaca Alquran. Apabila sebelum memulai aktivitas rutin, kita sempatkan untuk membaca Alquran, InsyaaAllah akan datang keberkahan dari Allah di sepanjang hari dan aktivitas kita pun berjalan lancar. InsyaaAllah.
Saat ini, alhamdulillaah, sudah banyak kaum muslim yang mulai merutinkan tilawah Al Qur'an. Banyak komunitas yang memotivasi kegiatan itu, salah satunya ODOJ (One day one juz). Saya bukan anggota komunitas tersebut, tetapi teman saya banyak yang bergabung di sana. Alhamdulillaah, setelah bergabung di komunitas tersebut, mereka jadi termotivasi untuk tilawah Al Qur'an minimal 1 juz sehari. Sehingga dalam satu bulan, diharapkan bisa khatam satu kali.
Salah seorang teman yang bergabung di komunitas tersebut, telah menginspirasi saya. Berkaitan dengan aturan yang ada di komunitas tersebut, apabila seorang muslimah haid, maka dia tidak dianjurkan untuk tilawah. Sebagai gantinya, dia boleh tasmi' (mendengarkan murottal) atau membaca terjemahannya. Sama seperti tilawah, saat haid pun, dia harus tasmi' atau membaca terjemahan sebanyak satu juz.
MasyaAllah, dari kebiasaan itu, kini dia sudah berkali-kali berhasil mengkhatamkan bacaan terjemahan Al Qur'an. Inilah yang membuat saya terinspirasi. Betapa selama ini, saya hanya semangat dalam tilawah Al Qur'an, kadang-kadang juga menghafal. Tetapi tidak pernah terpikir untuk mengkhatamkan terjemahannya.
Padahal, sebagai seorang ajam (non Arab), kita belum paham dengan bahasa Arab, bahasa Al Qur'an. Sehingga, sudah seharusnya kalau ingin memahami isi Al Qur'an, kita pun harus membaca terjemahannya.
Setelah membaca terjemahannya, diharapkan kita dapat memahami isinya. Kalau sudah paham isinya, kewajiban selanjutnya adalah mengamalkan apa yang ada di dalam Al Qur'an. Dengan demikian, semoga kita bisa seperti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang akhlaknya seperti Al Qur'an berjalan. Aamiin ya rabbal'aalamiin.
Sunday, June 21, 2020
Bunga Desa
Saturday, June 20, 2020
Virtual Graduation
Wednesday, June 17, 2020
Ghirahmu (2)
LATANSA telah membangkitkan ghirah (semangat) kami yang kadang melemah saat sendiri. Ketika berjamaah, ghirah itu kembali membara.
#KenanganLATANSA2018-BupertaCibubur
Monday, June 15, 2020
Graduation 2020
Hari ini, Senin, 15 Juni 2020 adalah hari kelulusan kelas 6. Biasanya, acara kelulusan selalu diselenggarakan dengan acara yang meriah. Ada seragam graduation, pangung, tampilan-tampilan dari adik-adik kelas, dan berbagai acara lain yang meriah. Namun kelulusan kali ini hanya dirayakan dengan pembagian surat kelulusan di sekolah dan pengambilan foto di photo booth yang drancang dengan sederhana. Tanpa panggung, tanpa pemberian tanda kelulusan -meski hanya sebuah scroll berisi surat kelulusan-.
Wajah-wajah lesu tak bersemangat, setelah hampir tiga bulan tak bersua, mewarnai hari ini. Kekakuan dan kecanggungan karena berpisah sekian lama mengurangi kebahagiaan hari ini. Ditambah lagi dengan suasana Graduation yang sungguh di luar perkiraan dan kehendak.
Tampak pula kesedihan yang tak mampu tersembunyikan di balik seragam dan jilbab baru. Semua membuat hati semakin pilu. Ingin memeluk dan sekadar memberikan kecup perpisahan, namun social distancing benar-benar memisahkan kita yang telah sedemikian dekat. Ya Allah ....
Bukan perpisahan yang kusesali, namun keterbatasan ini yang memilukan hati. Ingin rasanya mengulang kembali kebersamaan kita di kelas tercinta. Bercanda, bermain, bekerja sama, makan bersama, salat berjamaah, murajaah, dan semua kegiatan yang pernah kita lakukan bersama. Kini, semua itu hanya tinggal kenangan.
Betapa pun kesedihan yang kita rasa kini, kita mesti yakin bahwa semua ini adalah kehendak Allah Sang Pemilik alam semesta. Hatta daun yang jatuh pun, semua sudah ada dalam skenario-Nya. Apalagi yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Apa pun yan terjadi pasti ada sisi kebaikan yang kadang tidak kita ketahui di awalnya. Kita baru merasakannya setelah sekian lama melewatinya.
Setiap peristiwa, senang atau pun sedih, menguntungkan atau pun merugikan, pasti ada kebaikan di dalamnya, ada hikmah yang akan kita dapatkan. Seperti situasi saat ini, yang mungkin sangat tidak kita sukai. Tetapi, kita harus yakin bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak dengan sia-sia. Pati ada tujuan dan kebaikan di sana. Kebaikan untuk kita hama-Nya. Seperti dalam firman-Nya QS. Al Baqarah ayat 216.
"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
Hanya Allah yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, kita tidak boleh berpikir negatif, bersuudzon kepada Allah. Sebaliknya, berpikir positif dan selalu berprasangka baik kepada Allah, akan membuat hati kita tenang dan tentram. InsyaaAllah.
Selamat jalan anak-anakku
Rajut mimpi indah kalian
Petik bintang di langit tinggi
Bentangkan sayapmu tuk terbang tinggi
Raih suksesmu
Jangan biarkan yang lain mengambilnya
Doaku ...
Sukses dan bahagia
Dunia akhirat kan kaudapat
Aamiin ya rabbal'alaamiin
Ghirah-mu
Sunday, June 14, 2020
Khatam
Friday, June 12, 2020
Puasa Pertama
Thursday, June 11, 2020
Belajar Menjahit
Wednesday, June 10, 2020
Tadarus Keluarga
Tuesday, June 9, 2020
Da'i Cilik
Monday, June 8, 2020
Pertama Sekolah
Maka, di hari kedua sekolah, Nisa sudah berangkat sendiri dengan jemputannya.
Dalam hati saya bersyukur, satu karena ini berarti mengurangi satu pekerjaan, sehingga saya bisa fokus dengan adiknya. Kedua, saya bersyukur dengan sikapnya yang mandiri dan berani. Terlihat sekali sebagai anak sulung yang bisa diandalkan. Baarakallahu fiik, anakku, Khoirunnisa Mufidah.