Judul buku : Sunnah
Sedirham Surga
Penulis : Salim A.
Fillah
Tebal buku : 268 halaman
Penerbit : Pro U
Media
Cetakan : pertama
(2017)
Bismillaah
Buku ini berisi untaian nasihat yang dikemas dalam kisah-kisah indah
tentang luhur dan mulianya akhlak para ulama salaf maupun khalaf. Ulama yang
tinggalnya nun jauh di sana, maupun yang tinggal di bumi Indonesia, Jawa
khususnya.
Membaca buku ini, kita akan merasakan sejuknya nasihat tanpa pernah
merasa digurui. Nasihat merasuki diri seperti angin yang berhembus lembut,
tidak menyakitkan namun melegakan dan menenangkan jiwa. Masya Allah. Itulah
salah satu kelebihan penulis Ustadz Salim A. Fillah ini. Selaras dengan
pribadinya yang tawadhu.
“Beribrah pada kekisah, berteladan pada para pemegang warisan.” Tagline
ini jelas terasa saat membaca lembar demi lembar buku yang terasa ringan di
tangan dan juga di mata ini. Apa yang tersaji terkadang menggelakkan tawa,
menyunggingkan senyum kesejukan, pun menumpahkan airmata pengingat dosa. Sungguh
tiada kerugian sedikit pun bila kita menghabiskan waktu hanya untuk meresapi
apa yang terkandung dalam buku ini.
Berikut ini beberapa mutiara hikmah yang bisa kita renungkan:
Janganlah marah pada yang
bersalah karena cinta.
Kalimat ini ditujukan kepada kita yang sering merasa
paling benar, ketika melihat saudara berbuat sesuatu yang salah (bid’ah),
padahal itu dilakukannya karena cinta yang memenuhi dadanya, kita memvonisnya
dengan sesuatu yang tidak pantas. Sesungguhnya, yang perlu dilakukan adalah
menerimanya, kemudian meluruskannya dengan tetap menjaga kesantunan dan adab
menasihati.
Imam Asy Syafi’i berkata,
“Apabila manusia menghindar darimu,
Di saat engkau berada dalam derita,
Maka ketahuilah bahwa Allah menghendaki,
Agar Dia sendiri
yang menangani urusanmu.
Dan cukuplah Allah sebagai sebaik Dzat Yang Diserahi.”
Dalam bicara, benar sahaja
tidaklah cukup. Ia harus benar isinya, indah caranya, tepat waktunya,
bermanfaat bagi pendengarnya, dan berpahala di sisi AllahTa’ala. Ini tanda
iman; berkata yang baik atau diam.
Ibn Qoyyim Al Jauziyah
berkata,
“Tanpa mimpi, kita
takkan mencapai apa-apa
Tanpa cinta, kita
takkan merasai apa-apa
Tanpa Allah, kita
bukanlah apa-apa.”
Imam Hasan Al Bashri
berkata,
“Sang zahid adalah dia yang jika berjumpa orang lain selalu
berkata pada dirinya, ‘Beliau lebih utama daripada aku.’”
Meninggalkan suatu sunnah
yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat adalah amal
utama.
Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah
furu’iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil
mencolok dan terlihat berbeda.
Imam Sufyan Ats Tsauri
berkata,
JIKA DI DEKATMU SESEORANG MENGAJAKMU MENGGUNJING ORANG,
MAKA KETIKA KAU TIADA DIA JUGA AKAN MEBURUKKANMU DI DEPAN ORANG.
SUNNAH SEDIRHAM SURGA
Judul buku yang juga merupakan judul pada salah satu bab
yang terdapat di dalamnya ini, berkisah tentang Imam Abu Dawud. Saat itu Imam
Abu Dawud tengah berada di sebuah perahu. Ketika perahu mulai berlayar menjauhi
daratan, Imam Abu Dawud mendengar seseorang yang berada di daratan bersin dan
mengucap hamdalah. Imam Abu Dawud segera memberikan satu dirham kepada sang
pemilik perahu dan memintanya untuk kembali merapat ke daratan. Sesampainya di
daratan, beliau menjawab hamdalah orang yang bersin tadi dengan yarhamukallah,
yang dibalas dengan yahdikumullah wa yushlih baalakum.
Sungguh tindakan yang sangat luar biasa. Hanya demi menunaikan sunnah Rasul yang sangat dicintai,
beliau rela kehilangan satu dirham.
Di malam harinya, para penumpang perahu itu bermimpi dan mendengar sebuah suara yang berkata, “
Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari
Allah dengan satu dirham.”
Ali Zainal Abidin bin
Husain bin Ali bin Abi Thalib berkata,
“Aku selalu tanamkan pada diri ini, bahwa berdengki itu
artinya kau menuang racun ke dalam mulutmu sendiri sehingga tertenggak sampai
usus, lalu berharap bahwa musuh-musuhmulah yang akan mati karenanya. Apakah
yang demikian itu tindakan orang yang berakal?”
Imam Asy Syafi’i berkata,
“Dalam pagi; air masih dingin, udara masih bersih, lalat
masih sedikit; sarapanlah, agar hatimu tak tamak pada rizqi orang lain.”
Selama ini kita tahu bahwa dampak sarapan, selain baik
untuk kesehatan, juga baik dan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak.
Kini kita tahu, ternyata sarapan juga mempunyai pengaruh terhadap ruhiyah
seseorang, terhadap kesehatan jiwanya. Masya Allah.
Jika hati berniat baik;
Allah akan pertemukan kita dengan hal yang baik, orang-orang baik, tempat yang
baik, atau setidaknya peluang dan kesempatan yang baik.
Tundukkan nafsu dengan
berlapar
Basuhi hati dengan
istighfar
Lapangkan jiwa dengan
belajar
Raih cinta-Nya dengan
bersabar
Memutus asa terhadap
manusia adalah kemerdekaan.
Menyambung harap
kepada Allah adalah kehidupan.
Untuk
mencari kesalahan
Alat utama yang kita perlukan
Adalah cermin
Bukan teropong